SALAM MUJAHADAH

Followers

Thursday, October 15, 2009

OH..Indahnya akhlak Nabi s.a.w


Kisah Rasulullah dengan Pengemis buta

Sebuah kisah yang harus kita kongsi bersama......benar-benar berharap ia dapat
menjadikan iktiba buat kita semua. Ameen ........

Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya
selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, "Wahai saudaraku, jangan
dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir,
apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya".




Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan
makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan
yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan
pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.

Setelah wafatnya Rasulullah SAW tiada lagi orang yang membawakan
makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat
terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA
yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya
kepada anaknya itu, "Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku
kerjakan?".

Aisyah RA menjawab, "Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir
tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja".

"Apakah Itu?", tanya Abubakar RA.
"Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan
makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana ", kata Aisyah RA.

Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk
diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu
memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai
menyuapinya, si pengemis marah sambil menghardik, "Siapakah kamu ?".
Abubakar RA menjawab, "Aku orang
yang biasa."
"Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", bantah si pengemis buta
itu.

"Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah
mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi
terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut setelah itu ia berikan padaku",
pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada
pengemis itu, "Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah
seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah
tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW".

Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar RA,
dan kemudian berkata, "Benarkah demikian?

Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku
sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu
mulia.... "

Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat
di hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.

Nah, wahai saudaraku, bisakah kita meneladani kemuliaan akhlaq Rasulullah
SAW?Atau adakah setidaknya niatan untuk meneladani beliau? Beliau adalah ahsanul
akhlaq, semulia-mulia akhlaq".

Friday, October 2, 2009

Mengenang Kisah Khalid Al-Miski




Khalid Al-Miski adalah seorang pemuda yang tampan, rajin beribadah, wara', ikhlas, rajin bekerja, dan amanah. Dia seorang pedagang keliling kampung yang membawa barang dagangannya di atas kepala.Salah seorang wanita cantik tertarik pada Khalid Al-Miski yang tampan. Suatu hari, wanita ini memanggil Khalid dengan maksud akan membeli barang dagangannya. Ia telah merancang tipu-dayanya, lalu Khalid diminta agar masuk ke dalam rumahnya dengan alasan ia akan membeli dagangannya. Ternyata ia segera mengunci pintu-pintu rumahnya, kemudian berkata, "Kamu akan celaka, jika tidak mau melayani aku! Sebab aku akan memper­malukanmu di depan umum sehingga mereka menuduhmu ingin memperkosaku."
Khalid berusaha mengalihkan pembicaraan, tetapi tanpa membuahkan hasil. Lalu Khalid memperingatkannya dengan janji dan ancaman Allah. Akan tetapi, setan telah menguasai wanita cantik tersebut dan membutakan mata hatinya.
Ketika Khalid yakin bahwasanya ia tidak bisa menye­lamatkan diri dari ancaman wanita tersebut, maka ia tampakkan dirinya menyetujui permintaannya dan meminta izin untuk ber­benah diri di kamar mandi. Wanita itu bahagia dan setuju. Khalid masuk ke kamar mandi dan berpikir bagaimana caranya agar dapat terhindar dari godaan ini. Kemudian, Allah memberi petunjuk, sekalipun nanti tubuhnya akan kotor. Tidak masalah, asalkan ia dapat menghindarkan diri dari maksiat yang pasti mendatangkan murka Allah. Kemudian, Khalid melumuri wajah dan tubuhnya dengan tinja, dengan demikian tercium bau tidak enak, kelihatan jelek, dan menjijikkan.
Khalid keluar dari kamar mandi, begitu wanita tersebut melihat Khalid kotor dan menjijikkan, ia menghardik dan me­nyuruhnya keluar serta mengusir dari rumahnya. Pemuda tersebut lari dan meninggalkan rumah wanita untuk menyelamatkan diri dan agamanya.Allah Ta'ala mengganti bau busuk dan menjijikkan itu dengan bau yang harum bagaikan minyak miski. Orang-orang pun dari kejauhan sudah mengetahui kedatangannya, sebelum mereka melihat Khalid, yaitu dengan mencium baunya yang harum.
Sejak saat itu orang-orang memanggilnya dengan Khalid Al-­Miski.Inilah seorang Mukmin yang sebenarnya, yang meyakini bahwa Allah senantiasa mengawasi gerak-geriknya setiap saat sehingga sekalipun di hadapannya seorang wanita yang cantik dan gemulai, namun ia merasa takut kepada Allah. Tidak takut kepada manusia atau undang-undang karena semuanya tidak dapat melihat dan mengawasinya sepanjang waktu. Hanya Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha Melihatlah yang senantiasa memantau gerakannya. Khalid takut dengan bahaya yang ditim­bulkan oleh maksiat, maka ia mencari alasan dengan melumuri kotoran pada tubuhnya, dan justru ini menunjukkan kebersihan batinnya dan ketulusan imannya.
Kemudian, Allah mengganti­nya dengan bau harum semerbak di dunia dan baginya di akhirat pahala yang besar dan berlimpah.Sekarang ini, di zaman kita hidup, berapa banyak manusia melumuri wajah dan tubuhnya dengan parfum dan wangi­-wangian. Akan tetapi, bau busuk perbuatan mereka menjadikan mereka tercemar dan terbongkar keburukannya, walaupun mereka berusaha menutupi aibnya. Disebabkan mereka hanya takut kepada manusia, bukan kepada Allah. Balasan seseorang itu sesuai dengan jenis amalnya.

Thursday, September 3, 2009

taubatnya malik bin dinar rohimahullah


Kehidupanku dimulai dengan kesia-siaan, mabuk-mabukan, maksiat, berbuat zhalim kepada manusia, memakan hak manusia, memakan riba, dan memukuli manusia. Kulakukan segala kezhaliman, tidak ada satu maksiat melainkan aku telah melakukannya. Sungguh sangat jahat hingga manusia tidak menghargaiku karena kebejatanku.

Malik bin Dinar Rohimahullah menuturkan: Pada suatu hari, aku merindukan pernikahan dan memiliki anak. Maka kemudian aku menikah dan dikaruniai seorang puteri yang kuberi nama Fathimah.

Aku sangat mencintai Fathimah. Setiap kali dia bertambah besar, bertambah pula keimanan di dalam hatiku dan semakin sedikit maksiat di dalam hatiku.
Pernah suatu ketika Fathimah melihatku memegang segelas khamr, maka diapun mendekat kepadaku dan menyingkirkan gelas tersebut hingga tumpah mengenai bajuku. Saat itu umurnya belum genap dua tahun. Seakan-akan Allah Subhanahu wa Ta'ala -lah yang membuatnya melakukan hal tersebut.Setiap kali dia bertambah besar, semakin bertambah pula keimanan di dalam hatiku. Setiap kali aku mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala selangkah, maka setiap kali itu pula aku menjauhi maksiat sedikit demi sedikit. Hingga usia Fathimah genap tiga tahun, saat itulah Fathimah meninggal dunia.Maka akupun berubah menjadi orang yang lebih buruk dari sebelumnya. Aku belum memiliki sikap sabar yang ada pada diri seorang mukmin yang dapat menguatkanku di atas cobaan musibah. Kembalilah aku menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Setanpun mempermainkanku, hingga datang suatu hari, setan berkata kepadaku: “Sungguh hari ini engkau akan mabuk-mabukan dengan mabuk yang belum pernah engkau lakukan sebelumnya.” Maka aku bertekad untuk mabuk dan meminum khamr sepanjang malam. Aku minum, minum dan minum. Maka aku lihat diriku telah terlempar di alam mimpi.Di alam mimpi tersebut aku melihat hari kiamat.
Matahari telah gelap, lautan telah berubah menjadi api, dan bumipun telah bergoncang. Manusia berkumpul pada hari kiamat. Manusia dalam keadaan berkelompok-kelompok. Sementara aku berada di antara manusia, mendengar seorang penyeru memanggil: Fulan ibn Fulan, kemari! Mari menghadap al-Jabbar. Aku melihat si Fulan tersebut berubah wajahnya menjadi sangat hitam karena sangat ketakutan.Sampai aku mendengar seorang penyeru menyeru namaku: “Mari menghadap al-Jabbar!”Kemudian hilanglah seluruh manusia dari sekitarku seakan-akan tidak ada seorangpun di padang Mahsyar. Kemudian aku melihat seekor ulat besar yang ganas lagi kuat merayap mengejar kearahku dengan membuka mulutnya. Akupun lari karena sangat ketakutan. Lalu aku mendapati seorang laki-laki tua yang lemah. Akupun berkata: “Hai, selamatkanlah aku dari ular ini!” Dia menjawab: “Wahai anakku aku lemah, aku tak mampu, akan tetapi larilah kearah ini mudah-mudahan engkau selamat!”Akupun berlari kearah yang ditunjukkannya, sementara ular tersebut berada di belakangku. Tiba-tiba aku mendapati api ada dihadapanku. Akupun berkata: “Apakah aku melarikan diri dari seekor ular untuk menjatuhkan diri ke dalam api?” Akupun kembali berlari dengan cepat sementara ular tersebut semakin dekat. Aku kembali kepada lelaki tua yang lemah tersebut dan berkata: “Demi Allah, wajib atasmu menolong dan menyelamatkanku.” Maka dia menangis karena iba dengan keadaanku seraya berkata: “Aku lemah sebagaimana engkau lihat, aku tidak mampu melakukan sesuatupun, akan tetapi larilah kearah gunung tersebut mudah-mudahan engkau selamat!”Akupun berlari menuju gunung tersebut sementara ular akan mematukku. Kemudian aku melihat di atas gunung tersebut terdapat anak-anak kecil, dan aku mendengar semua anak tersebut berteriak: “Wahai Fathimah tolonglah ayahmu, tolonglah ayahmu!”Selanjutnya aku mengetahui bahwa dia adalah putriku. Akupun berbahagia bahwa aku mempunyai seorang putri yang meninggal pada usia tiga tahun yang akan menyelamatkanku dari situasi tersebut. Maka diapun memegangku dengan tangan kanannya, dan mengusir ular dengan tangan kirinya sementara aku seperti mayit karena sangat ketakutan. Lalu dia duduk di pangkuanku sebagaimana dulu di dunia.Dia berkata kepadaku:
“Wahai ayah, “belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah.” (Qs. Al-Hadid:16)Maka kukatakan: “Wahai putriku, beritahukanlah kepadaku tentang ular itu.”Dia berkata: “Itu adalah amal keburukanmu, engkau telah membesarkan dan menumbuhkannya hingga hampir memakanmu. Tidakkah engkau tahu wahai ayah, bahwa amal-amal di dunia akan dirupakan menjadi sesosok bentuk pada hari kiamat? Dan lelaki yang lemah tersebut adalah amal shalihmu, engkau telah melemahkannya hingga dia menangis karena kondisimu dan tidak mampu melakukan sesuatu untuk membantu kondisimu. Seandainya saja engkau tidak melahirkanku, dan seandainya saja tidak mati saat masih kecil, tidak akan ada yang bisa memberikan manfaat kepadamu.”Dia Rohimahullah berkata: Akupun terbangun dari tidurku dan berteriak: “Wahai Rabbku, sudah saatnya wahai Rabbku, ya, “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah.” Lantas aku mandi dan keluar untuk shalat subuh dan ingin segera bertaubat dan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.Dia Rohimahullah berkata:Akupun masuk ke dalam masjid dan ternyata imampun membaca ayat yang sama:“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah.” (Qs. Al-Hadid: 16).....Itulah kisah taubatnya Malik bin Dinar Rohimahullah yang beliau kemudian menjadi salah seorang imam generasi tabi'in, dan termasuk ulama Basrah. Dia dikenal selalu menangis sepanjang malam dan berkata: “Ya Ilahi, hanya Engkaulah satu-satunya Dzat Yang Mengetahui penghuni sorga dan penghuni neraka, maka yang manakah aku di antara keduanya? Ya Allah, jadikanlah aku termasuk penghuni sorga dan jangan jadikan aku termasuk penghuni neraka.”Malik bin Dinar Rohimahullah bertaubat dan dia dikenal pada setiap harinya selalu berdiri di pintu masjid berseru: “Wahai para hamba yang bermaksiat, kembalilah kepada Penolong-mu! Wahai orang-orang yang lalai, kembalilah kepada Penolong-mu! Wahai orang yang melarikan diri (dari ketaatan), kembalilah kepada Penolong-mu! Penolong-mu senantiasa menyeru memanggilmu di malam dan siang hari. Dia berfirman kepadamu: “Barangsiapa mendekatkan dirinya kepada-Ku satu jengkal, maka Aku akan mendekatkan diri-Ku kepadanya satu hasta. Jika dia mendekatkan dirinya kepada-Ku satu hasta, maka Aku akan mendekatkan diri-Ku kepadanya satu depa. Siapa yang mendatangi-Ku dengan berjalan, Aku akan mendatanginya dengan berlari kecil.”.

Sumber: Qiblati edisi 06 tahun II – Maret 2007 M /Shafar 1428 Hllah Subhanahu wa Ta'ala agar memberikan rizki taubat kepada kita. Tidak ada sesembahan yang hak selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zhalim.Malik bin Dinar Rohimahullah wafat pada tahun 130 H. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmatinya dengan rahmat-Nya yang luas. (Misanul I'tidal, III/426).

Sumber: Qiblati edisi 06 tahun II – Maret 2007 M /Shafar 1428 H

Monday, August 24, 2009


AMALAN DI BULAN RAMADHAN
Ramadhan punya makna tersendiri di hati umat Islam. Bulan ini adalah bulan rihlah ruhaniyah (wisata rohani). Umat Islam melepas belenggu materialisme dunia dengan menghidupkan dunia ruhiyah. Sebulan penuh umat Islam menjalani proses tadzkiyatun nafs (pembersihan jiwa). Sebulan penuh umat Islam melakukan riyadhatur ruhiyah (olah rohani).Sebulan penuh umat Islam bagai ulat dalam kepompong Ramadhan. Diharapkan di akhir Ramadhan kondisi rohani mereka secantik kupu-kupu. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” [QS. Al-Baqarah (2): 183]Amal-amal apa saja yang bisa kita lakukan di bulan Ramadhan agar kita bisa memperoleh derajat takwa?


1. Berpuasa (Shiyam)


Amal yang utama di bulan Ramadhan tentu saja berpuasa. Hal ini diperintahkan Allah swt. dalam Al-Quran surat Al-Baqarah (2) ayat 183-187. Karena itu, agar puasa kita tidak sia-sia, perdalamlah wawasan kita tentang puasa yang benar dengan mengetahui dan menjaga rambu-rambunya. Sebab, puasa bukan sekadar tidak makan dan tidak minum. Tapi, ada rambu-rambu yang harus ditaati. Kata Rasulullah saw., “Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian mengetahui rambu-rambunya dan memperhatikan apa yagn semestinya diperhatikan, maka hal itu akan menjadi pelebur dosa-dosa yang pernah dilakukan sebelumnya.” (HR. Ibnu Hibban dan Al-Baihaqi)


Jangan pernah tidak berpuasa sehari pun tanpa alasan yang dibenarkan syariat. Meninggalkan puasa tanpa uzur adalah dosa besar dan tidak bisa ditebus meskipun orang itu berpuasa sepanjang masa. “Barangsiapa tidak puasa pada bulan Ramadhan sekalipun sehari tanpa alasan rukhshah atau sakit, hal itu (merupakan dosa besar) yang tidak bisa ditebus bahkan seandainya ia berpuasa selama hidup,” begitu kata Rasulullah saw. (HR. At-Turmudzi)


Jauhi hal-hal yang dapat mengurangi dan menggugurkan nilai puasa Anda. Inti puasa adalah melatih kita menahan diri dari hal-hal yang tidak benar. Bila hal-hal itu tidak bisa ditinggalkan, maka nilai puasa kita akan berkurang kadarnya. Rasulullah saw. bersabda, “Bukankah (hakikat) puasa itu sekadar meninggalkan makan dan minum, melainkan meninggalkan perbuatan sia-sia dan kata-kata bohong.” (HR. Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah). Rasulullah saw. juga berkata, “Barangsiapa yang selama berpuasa tidak juga meninggalkan kata-kata bohong bahkan mempraktikkanya, maka tidak ada nilainya bagi Allah apa yang ia sangkakan sebagai puasa, yaitu sekadar meninggalkan makan dan minum.” (HR. Bukhari dan Muslim).Semua itu tidak akan bisa kita lakukan kecuali dengan bersungguh-sungguh dalam melaksankannya. Dengan begitu, puasa yang kita lakukan menghasilkan ganjaran dari Allah berupa ampunNya. Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan sepenuh iman dan kesungguhan, maka akan diampuni dosa-dosa yang pernah dilakukan.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud)


Salah satu bentuk kesungguhan dalam berpuasa adalah, melakukan makan sahur sebelum tiba waktu subuh. Rasulullah saw. menerangkan, “Makanan sahur semuanya bernilai berkah, maka jangan Anda tinggalkan, meskipun hana dengan seteguk air. Alah dan para malaikat mengucapkan salam kepada orang-orang yang makan sahur.”Selain sahur, menyegerakan berbuka ketika magrib tiba, juga bentuk kesungguhan kita dalam berpuasa. “Sesungguhnya termasuk hamba Allah yang paling dicintai olehNya ialah mereka yang menyegerakan berbuka puasa,” begitu kata Rasulullah saw. Rasulullah saw. memberi contoh bersegera berbuka puasa walaupun hanya dengan ruthab (kurma mengkal), tamar (kurma), atau seteguk air. (HR. Abu Dawud dan Ahmad).Selama berpuasa, jangan lupa berdoa. Doa yang banyak. Sebab, doa orang yang berpuasa mustajab. Ini kata Rasulullah saw., “Ada tiga kelompok manusia yang doanya tidak ditolak oleh Allah. Yang pertama ialah doa orang-orang yang berpuasa sehingga mereka berbuka.” (HR. Ahmad dan Turmudzi)


2. Membaca Al-Qur’an (Tilawah)


Al-Qur’an diturunkan perama kali di bulan Ramadhan. Maka tak heran jika Rasulullah saw. lebih sering dan lebih banyak membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan dibandingkan di bulan-bulan lain. Imam Az-Zuhri berkata, “Apabila datang Ramadhan, maka kegiatan utama kita selain berpuasa adalah membaca Al-Qur’an.” Bacalah dengan tajwid yang baik dan tadabburi, pahami, dan amalkan isinya. Insya Allah, kita akan menjadi insan yang berkah.Buat target. Jika di bulan-bulan lain kita khatam membaca Al-Qur’an dalam sebulan, maka di bulan Ramadhan kita bisa memasang target dua kali khatam. Lebih baik lagi jika ditambah dengan menghafal satu juz atau surat tertentu. Ini bisa dijadikan program unggulan bersama keluarga.


3. Memberikan makanan (Ith’amu ath-tha’am)


Amal Ramadhan yang juga dianjurkan Rasulullah saw. adalah memberikan santapan berbuka puasa kepada orang-orang yang berpuasa. “Barangsiapa memberi makanan berbuka kepada orang-orang yang berpuasa, maka ia mendapat pahala senilai pahala orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut.” (HR. Turmudzi dan An-Nasa’i)Sebenarnya memberi makan untuk orang berbuka hanyalah salah satu contoh bentuk kedermawanan yang ingin ditumbuhkan kepada kita. Masih banyak bentuk sedekah yang bisa kita lakukan jika kita punya kelebihan rezeki. Peduli dan sigap menolong orang lain adalah sifat yang ingin dilatih dari orang yang berpuasa.


4. Perhatikan kesehatan


Berpuasa adalah ibadah mahdhah. Tapi orang yang berpuasa juga sebenarnya adalah orang yang peduli dengan kesehatan. Makanya Rasulullah saw. berkata, “Berpuasalah kamu, maka kamu akan sehat.” Tak heran jika selama berpuasa Rasulullah saw. tetap memperhatikan kesehatan giginya dengan bersiwak, berobat dengan berbekam, dan memperhatikan penampilan, termasuk tidak berwajah cemberut.


5. Jaga keharmonisan keluarga


Puasa adalah ibadah yang khusus untuk Allah swt. Tapi, punya efek yang luas. Termasuk dalam mengharmoniskan hubungan keluarga. Jadi, berpuasa bukan berarti menjauh dari istri karena taqarrub kepada Allah sepanjang malam. Bukan juga tiada hari tanpa i’tikaf. Rasulullah saw. berpuasa, tapi juga memenuhi hak-hak keluarganya. Dalam praktik keseharian, hanya di bulan Ramadhan kita bisa makan bersama secara komplit sekeluarga, baik ketika berbuka atau sahur. Di bulan lain hal ini sulit dilakukan. Keharmonisan keluarga juga bisa kita dapatkan dari shalat berjamaah dan tadarrus bersama.


6. Berdakwah


Selama Ramadhan kita punya kesempatan berdakwah yang luas. Karena, siapapun di bulan itu kondisi ruhiyahnya sedang baik sehingga siap menerima nasihat. Jadi, jangan sia-siakan kesempatan ini. Rasulullah saw. bersabda, barangsiapa menunjuki kebaikan, baginya pahala sebagaimana orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi pahala orang yang mengamalkannya sedikitpun. Jika mampu, jadilah pembicara di kultum ba’da sholat zhuhur, ashar, dan subuh di musholah atau masjid. Bisa juga menjadi penceramah di waktu tarawih. Jika tidak bisa berceramah, buat tulisan. Sebarkan ke orang-orang yang Anda temui. Jika tidak bisa, bisa mengambil artikel-artikel dari majalah, fotocopy, lalu sebarkan. Insya Allah, berkah.Ini sebenarnya hanyalah langkah awal bagi kerja yang lebih serius lagi. Dengan melakukan hal-hal sederhana seperti di atas, sesungguhnya Anda sedang melatih diri untuk menjadi sosok yang bermanfaat bagi orang lain. Kata Rasulullah saw., mukmin yang baik adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.


7. Shalat Tawawih (Qiyamul Ramadhan)


Ibadah sunnah yang khas di bulan Ramadhan adalah shalat tarawih (qiyamul ramadhan). Rasulullah saw., karena khawatir akan dianggap menjadi shalat wajib, melaksanakan shalat tarawih berjamaah bersama para sahabat tidak sepanjang Ramadhan. Ada yang meriwayatkan hanya tiga hari. Saat itu Rasulullah saw. melakukannya secara berjamaah sebanyak 11 rakaat dengan bacaan surat-surat yang panjang. Tapi, di saat kekhawatiran akan diwajibkannya shalat tarawih sudah tidak ada lagi, Umar bi Khattab menyebutkan jumlah rakaat shalat tarawih adalah 21 atau 23 rakaat (HR. Abdur Razzaq dan baihaqi).Ibnu hajar Al-Asqalani Asy-Syafi’i berkata, “Beberapa riwayat yang sampai kepada kita tentang jumlah rakaat shalat tarawih menyiratkan ragam shalat sesuai dengan keadaan dan kemampuan masing-masing. Kadang ia mampu melaksanakan shalat 11 rakaat, kadang 21, dan terkadang 23 rakaat, tergantung semangat dan antusiasmenya masing-masing. Dahulu mereka shalat 11 rakaat dengan bacaan yang panjang sehingga mereka bertelekan dengan tongkat penyangga, sedangkan mereka shalat 21 atau 23 rakaat, mereka membaca bacaan-bacaan yang pendek dengan tetap memperhatikan masalah thuma’ninah sehingga tidak membuat mereka sulit.”Jadi, silakan Anda qiyamul ramadhan sesuai dengan kadar kemampuan dan antusiasme Anda.


8. I’tikaf


Inilah amaliyah ramadhan yang selalu dilakukan Rasulullah saw. I’tikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat beribada kepada Allah swt. Abu Sa’id Al-khudri meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. pernah beri’tikaf pada awal Ramadhan, pertengahan Ramadhan, dan paling sering di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Sayangnya, ibadah ini dianggap berat oleh kebanyakan orang Islam, jadi sedikit yang mengamalkannya. Hal ini dikomentari oleh Imam Az-Zuhri, “Aneh benar keadaan orang Islam, mereka meninggalkan i’tikaf padahal Rasulullah tidak pernah meninggalkannya sejak beliau datang ke Madinah sampai beliau wafat.”Mudah-mudahan Anda bukan dari golongan yang kebanyakan itu.


9. Lailatul Qadar


Ada bulan Ramadhan ada satu malam yang istimewa: lailatul qadar, malam yang penuh berkah. Malam itu nilainya sama dengan seribu bulan. Rasulullah saw. amat menjaga-jaga untuk bida meraih lailatul qadar. Maka, Beliau menyuruh kita mencarinya di malam-malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Kenapa? Karena, “Barangsiapa yang shalat pada malam lailatul qadar berdasarkan iman dan ihtissab, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” Begitu kata Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Bahkan, untuk mendapatkan malam penuh berkah itu, Rasulullah saw. mengajarkan kita sebuah doa, “Allahumma innaka ‘afuwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii.” Ya Allah, Engkaulah Pemilik Ampunan dan Engkaulah Maha Pemberi Ampun. Ampunilah aku.


10. Umrah


Jika Anda punya rezeki cukup, pergilah umrah di bulan Ramadhan. Karena, pahalanya akan berlipat-lipat. Rasulullah saw. berkata kepada Ummu Sinan, seorang wanita Anshar, agar apabila datang bulan Ramadhan, hendaklah ia melakukan umrah, karena nilainya setara denagn haji bersama Rasulullah saw. (HR. Bukhari dan Muslim)


11. Zakat Fitrah


Zakat fitrah wajib dibayarkan sebelum hari Ramadhan berakhir oleh umat Islam, baik lelaki-perempuan, dewasa maupun anak-anak. Tujuannya untuk mensucikan orang yang melaksanakan puasa dan untuk membantu fakir miskin.12. Perbanyaklah TaubatSelama bulan Ramadhan Allah swt. membukakan pintu ampunan bagi hamba-hambanya dan setiap malam bulan Ramadhan Allah membebaskan banyak hambaNya dari api neraka. Karena itu, bulan Ramadhan adalah kesempatan emas bagi kita untuk bertaubat kembali ke fitrah kita.

Wednesday, June 24, 2009

Amalan yang menjadi syafaat....


Sabda Nabi saw :Sesungguhnya aku telah bermimpi ajaib malam kelmarin. Aku telah melihat seorang dari umatku telah didatangi oleh malaikat maut untuk mengambil nyawanya, maka menjelmalah ketaatannya kepada kedua ibu bapanya, lalu menghalang malaikat maut itu daripadanya.Aku melihat juga seorang dari umatku sedang dikerumuni oleh syaitan-syaitan, maka menjelmalah zikrullah, lalu mengusir syaitan-syaitan itu daripadanya.Aku melihat juga seorang dari umatku telah diseret oleh malaikat azab, maka menjelang sembahyangnya serta melepaskannya dari tangan mereka.


Aku melihat juga seorang dari umatku sedang ditimpa dahaga yang berat, setiap kali dia datang ke sesuatu perigi, dia dihalang untuk meminum daripadanya, maka segera menjelang puasanya serta memberinya minum sehingga dia merasa puas.Aku melihat juga dari umatku yang mengunjungi kumpulan para Nabi, yang ketika itu sedang duduk berkumpul-kumpul, setiap kali dia mendekati mereka, dia diusir dari situ, maka menjelmalah mandi junubnya sambil memimpinnya ke kumpulanku seraya menunjuknya supaya duduk disisiku.Aku melihat juga seorang dari umatku dikabusi oleh suasana gelap gelita, di hadapannya gelap, di kanannya gelap, di kirinya gelap, di atas kepalanya gelap, di bawahnya juga gelap, sedang dia dalam keadaan bingung, maka menjelmalah haji dan umrahnya, lalu mengeluarkannya dari suasana gelap gelita itu dan memasukkannya ke dalam suasana terang benderang.


Aku melihat juga seorang dari umatku berbicara kepada kaum mukminin, akan tetapi tidak seorang pun dari mereka yang mahu membalas bicaranya, maka menjelmalah silaturrahimnya maka menyeru orang-orang itu, katanya : Wahai kaum mukmini, sesungguhnya orang ini sangat suka membantu kaum kerabatnya, maka sambutlah bicaranya, lalu mereka pun berbicara dengannya, mereka lalu bersalaman dengannya.Aku melihat juga seorang dari umatku sedang menepis-nepis bahang api dan percikannya dari mukanya, maka menjelmalah sedekahnya lalu menabiri muka dan kepalanya dari api itu.Aku melihat juga seorang dari umatku sedang diseret oleh malaikat Zabaniah ke merata tempat,maka menjelmalah amar makruf dan nahi mungkarnya seraya menyelamatkannya dari cengkaman mereka dan menyerahkannya pula kepada malaikat Rahmat.


Aku melihat juga seorang dari umatku sedang merangkak-rangkak, antaranya dengan Tuhan dipasang tabir, maka menjelmalah budi pekertinya seraya memimpinnya sehingga dibuka tabir tadi dan masuklah dia ke hadrat Allah Taala.Aku melihat juga seorang dari umatku terheret ke sebelah kiri oleh buku catitannya, maka menjelmalah perasaan takutnya kepada Allah lalu menukarkan tujuan buku catitan itu ke arah kanan.Aku melihat juga seorang dari umatku terangkat timbangannya, maka menjelmalah anak-anaknya yang mati kecil, lalu menekan timbangan itu sehingga menjadi berat pula.Aku melihat juga seorang dari umatku sedang berdiri di pinggir Jahannam, maka menjelmalah perasaan gerunnya terhadap seksa Allah Taala lalu membawanya jauh dari tempat itu.Aku melihat juga seorang dari umatku terjerumus ke dalam api neraka, maka menjelmalah air matanya yang mengalir kerana takut kepada Allah Taala, lalu menyelamatkannya dari api neraka itu.


Aku melihat juga seorang dari umatku sedang meniti titian Sirat manakala seluruh tubuhnya bergoncang, seperti bergoncangnya dedaun yan ditiup angin, maka menjelmalah baik sangkanya kepada Allah Taala lalu mententeramkan kegoncangannya itu dan mudahlah dia meniti hingga ke hujung titian itu.Aku melihat juga seorang dari umatku sedang meniti di atas Sirat, kadangkala dia merangkak dan kadangkala dia meniarap, maka menjelmalah selawatnya ke atas diriku, lalu iapun memimpin tangannya dan mengajaknya berdiri dan meniti hingga ke penghujung titian itu.Aku melihat juga seorang dari umatku sudah hampir tiba di pintu syurga, dan dengan sekonyong-konyongnya pintu ditutup, maka menjelmalah penyaksiannya bahawa tiada Tuhan melainkan Allah, lalu membukakan pintu-pintu syurga itu untuknya, sehingga dia boleh memasukinya.(Berkata Al-Hafizh Abu Musa : Ini adalah Hadis hasan(bagus) diriwayatkan daripada Said bin Al-Musaiyib, Umar bin Zar dan Ali bin Zin bin Jad’aan)

Wednesday, June 10, 2009

Bersediakah kita?


Setelah segala urusan dunia selesai, mayat akan dikebumikankan dan setelah setelah selesai dikebumikan maka rohnya akan dikembalikan ke jasadnya untuk MENJAWAB SOALAN dari malaikat.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Salam ra, sebelum malaikat Munkar dan Nakir masuk, ada seorang malaikat lain masuk dahulu yang mukanya bersinar bagai matahari, namanya Roman. Dia masuk kepada mayat dan berkata:
"Tulislah apa yang kamu perbuat dari kebaikan dan keburukan semasa hidup di dunia dahulu."
Mayat menjawab:
"Dengan apa aku menulis? Mana penaku, mana dakwatku dan kertasku?"
Sahut malaikat Roman:
"LUDAHmu sebagai DAKWAT, JARImu sebagai PENA."
Mayat bertanya:
"Di atas apa aku menulis?"
Sabda Rasulullah saw:
"Maka malaikat itu memotong tali kapan dan dicarikkan kain kapan dan diberikan kepada mayat dan katanya: inilah bukumu dan tulislah sekarang"
Maka MAYAT itu MENULIS apa yang telah dilakukan semasa hidupnya dengan KEBAIKAN. Maka bila sampai pula untuk menulis kejahatan, mayat itu merasa malu untuk menulisnya. Kata malaikat:
"Wahai orang salah, sekarang ENGKAU merasa MALU untuk MENULIS KESALAHAN yang kamu lakukan dahulu. Kenapa kamu tidak malu terhadap Tuhan yang menciptakan akan kamu waktu kamu melakukan kesalahan dahulu, hingga kamu merasa malu kepada aku?"
Maka malaikat itu mengangkat tongkat hendak memukulnya. Lalu berkata si hamba tadi:
"Angkatlah saya dan saya akan menulisnya."
Diapun menulis semua sekali kejahatan hingga habis, lalu malaikat itu memerintahkan supaya dia melipat catitannya itu dan memberinya cop mohor.
Tanya si mayat:
"Dengan apa cop?"
Jawab malaikat:
"Kamu COP dengan KUKUmu itu."
Lalu diberikan cop kuku dan DIKALUNG di lehernya HINGGA ke hari QIAMAT. Firman Allah dalam surah Al-Isra' ayat 13 bermaksud:
"Dan tiap-tiap manusia itu kami telah tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetap kalong) pada lehernya dan kami keluarkan baginya pada hari qiamat sebuah kitab yang dijumpai dalam keadaan terbuka."
Lalu masuklah dua malaikat, Munkar dan Nakir. Jika yang mati ahli maksiat, maka pada hari qiamat diwaktu Allah memerintahkan untuk membaca kitabnya sendiri, maka dia pun membaca sehingga habislah kebaikan yang dilakukan. Tetapi bila sampai kepada keburukan dia pun berhenti. Maka firman Allah:
"Mengapa kamu tidak baca?"
Maka jawab si hamba:
"Aku malu kepada Mu ya Allah."
Firman Tuhan lagi:
"Mengapa kamu tidak malu di dunia dahulu? Mengapa sekarang baru malu?"
Akhirnya hamba tadi merasa sungguh menyesal tetapi sesalan yang tidak berguna lagi. Kemudian datang firman Tuhan lagi dalam surah Al-Haqqah ayat 30 dan 31 bermaksud:
"Peganglah dia dan belenggulah dia, belenggu tangan ke lehernya. Kemudian masukkan dia ke dalam api neraka yang bernyala-nyala"

Monday, June 8, 2009

Usah risau jika masih belum berpunya






Akhawatku,
Dewasa ini ramai muda mudi yang belum berpunya. Rasa rendah diri,stres dan gejolak rasa ingin memiliki membuatkan mereka berusaha memenangi hati dalam memiliki seseorang tanpa mengenal halal dan haram. Yang penting dapat. Apa yang dapat? KAHWIN? atau mengikut nafsu semata. Akhawat, maruah ialah kesanggupan untuk menjauhi yang haram dan dosa.

Akhawatku,
Pilu hati ini melihat remaja yang merana kerana cinta. Pilu walaupun mereka yang merasai peritnya penangan cinta dusta, mereka masih tidak mampu mengarah diri mencari cinta hakiki. Tak serik-serik lagi diri diperhambakan untuk menagih cinta sementara hingga sanggup berkonflik dengan PENCIPTA CINTA. Semua batas-Nya diredah segala, tak kenal dosa dan pahala.

Akhawatku,
‘’Benar bahawa lelakilah yang memulakan langkah pertama dalam lorong dosa, tetapi bila engkau tidak setuju, lelaki itu tidak akan berani. Dan andai bukan lantaran lemah gemalaimu, lelaki tidak akan bertambah parah.’’

Cinta sebelum berkahwin itu hanya menjerumus ke lembah dosa dan zina. Jika mampu bertahan kejinjang pelamin sekalipun, percayalah bahawa rumah tangga itu takkan berkat. Apa tidaknya, asasnya dibina daripada dosa dan maksiat. Mana mungkin dapat menegakkan tiang takwa yang utuh kecuali dengan taubat. Rumah tangga akan menjadi tawar dan hambar. Semuanya dah dirasa dan terbiasa, nak rasa nikmatnya apa lagi?? Anak-anaklah yang akan menjadi mangsa. Terimalah ia sebagai hukuman di dunia. Amat pedih. Namum, terlalu sedikit berbanding pedihnya hukuman abadi di negeri sana.


Akhawatku,
Kuhembus nasihat ini kepadamu tanda kasih dan sayangku kerana Allah. Bagi yang belum berpunya, andalah pilihan Allah untuk mekar terpelihara sehingga tiba pula giliran anda mendapat seruan. Yakinlah! Jangan risau jika masih belum berpunya kerena mungkin Allah ingin bagi ketenangan dulu buat anda, untuk terus melangkah menggapai cita-cita. Usah peningkan kepala. Dia menguji anda sedikit masa lagi

Begitu juga buat pemuda yang belum berpunya, “first thing first” Utamakan yang lebih penting daripada apa yang penting. Kenali priority anda sekarang. Jika memang dah sampai saat nak memiliki, tabahlah dan teruskan berusaha. Ingat, pastikan waktu nak berusaha tu anda memang dah betul-betul mampu dan bersedia.

Memiliki seorang isteri solehah ibarat memiliki dunia dan seisinya. Sudah tentu jalan untuk mendapatkan sesuatu yang istimewa amat berliku dan banyak cabaran. Jangan putus asa. Rasa mulia dengan usaha yang dicurahkan walaupun pinangan pernah di tolak, usah rasa malu dan terhina kerana Allah menilai setiap usaha selagi berjalan di landasan-Nya. Teruskan usaha. Ingat, usaha yang Allah redha sahaja. Bagaimana dengan sms siang malam? Atau bergayut di telefon memanjang? Atau ajak keluar, belanja makan? Begitukah?…

Berusahalah menyediakan diri dan pikatlah ibu bapanya terlebih dahulu. Itu tip memikat wanita beriman. Sebaik-baiknya gunakan orang perantaraan untuk lebih menjaga warak dan iman.

Seringkali, seseorang mencari kekasih ibarat dia mendaki gunung yang tinggi. Pepohon berduri sanggup diredah, curam dan jurang sabar dirempuh. Namun apabila dia memilikinya, didapati insan yang dikejar itu dedaunan kering cuma. Begitulah perumpamaan sia-sianya usaha yang tak disalur dengan suluhan petunjuk al-Quran dan sunnah.
Beringatlah, urusan jodoh tak ke mana. Sudah sedia tercatat seungkap nama di Loh Mahfuz untuk kita. Ianya urusan yang pasti. Apa yang tak pasti, sama ada kita mendapatkannya cara mulia atau sebaliknya. Waallahu’alam…
“Dinikahi wanita itu kerana empat perkara, kerana kecantikannya, kekayaannya, keturunannya dan agamanya, pilihlah yang beragama nescaya kamu akan bahagia’’

-------------------------------------------------------------------------------------

humaira said: Selantas berfikir, Allah memberikan kepada hambaNya menurut perkiraan hambaNya. Juga Allah memberikan pasangan kepada seseorang adalah insay yang terbaik untuk dirinya.Faktor usaha juga banyk memainkan peranan. Saling lengkap dan juga melengkapi. Janganlah takut kepada cabaran menikah. Menikah sangat2 dianjurkan oleh Islam dan juga Nabi. Golongan yang inginkan pernikahan adalah satu golongan dari beberapa golongan yang Allah S.W.T akan memberikan pertolongan seperti yang telah disebutkan dalam Surah An-Nur ayat 32. Ini janjiNya. Tiada janji yang pernah Allah mungkiri. Cuma , bila waktu dan ketikanya itu, kita tidak tahu. Yang penting, usaha. Usaha pun biarlah kena dengan syari'at, dan jangan pakai tangkap muat semasa memilih.

Barangkali ada yang berfikir , bilakah agak-agaknya Allah mengurniakan pasangan hidup buat kami? Bilakah? Bila? Ya Allah, Yang Maha Mengetahui. Jiwa kami merintih kecemburuan melihatkan sahabat-sahabat kami yang bahagia dalam keberkatan setelah berumahtangga(ikatan yang halal dan sah), dan kami juga berasa kerisauan melihatkan kebahagiaan pada diri-diri mereka yang bercouple tidak tentu hala dan apakah hujung kesudahan perhubungan mereka itu jika tiada langsung memasang niat untuk menikah. kerap berdating dan juga berjumpa tanpa ada hal yang munasabah akan menghalang faktor keberkatan. Tidak ada perkara yang lebih patut bagi kedua-dua insan yang saling mencintai selain dari nikah.

Ucapan tahniah buat classmate yang alhamdulillah telah selamat berumahtangga; iaitu Ridhiallah dan isteri, A'sah dan suami, Nasuha dan suami. Moga kalian memperoleh kesempurnaan agama. Aku tumpang gembira apabila kalian mendapat pasangan yang soleh untuk menemani hidup dan perjuangan hidup kalian.

Alhamdulillah, syukur juga kepada Allah kerana dengan izinNya pada baru-baru ini , sahabatku semasa di Kulliah Lughah Waddin 2004 telah juga menyempurnakan separuh dari agamanya, dan separuh lagi akan disempurnakan mereka setelah berumahtangga. Tahniah buat ukhti dan juga suami. Barokallahulakuma wa jama'a bainakuma fil khoir. Subhanallah.. Kedua-duanya adalah hafiz dan hafizah dan masing-masing istiqamah dalam perjuangan dan dakwah. Sama hebat dan sama padan. Tahniah.

Allah akan memberikan pasangan kepada seseorang bila tiba masanya. Yang sudah sampai masanya, alhamdulillah. Yang belum sampai, in sya Allah akan tiba detik itu. Jangan stress sangat, bila orang duk tanya.. "Kak , bila pulak nak nikah, bila pula nak berpndah ke fasa kehidupan yang seterusnya?".. Jawapannya : Senyum ajelah. Berdoalah.

Doa adalah hadiah yang amat mahal.


Artikel ini di copy and paste from http://debu86.blogspot.com yg diambil dari.. http://drnurani.blogspot.com.


WALLAHUA'LAM

Wednesday, May 27, 2009

Bagaimana Sultan Muhammad al-Fatih bebaskan Kota Istanbul

Dato' Husam Musa Wed May 27, 09 2:57:19 pm MYT (Petikan dari Harkahdaily)
Hari ini, 546 tahun yang silam, Muhammad bin Murad melukir satu sejarah dengan menawan kota yang sangat kuat pertahanannya - Konstantinapole. Pada ketika ini Presiden PAS Dato' Seri Tuan Guru Abdul Hadi Awang, telah pun berada di Kota Istanbul untuk menghadiri sambutan ulangtahun upacara yang amat bersejarah ini.


Tulisan ini cuba melihat bagaimana seorang pemimpin seperti Muhamad Murad yang kemudiannya diberikan gelaran Muhammad Al Fatih, telah berjaya dilahirkan. Adakah di sana satu metod tertentu untuk mencetak pemimpin seperti beliau dan bagaimanakah cara untuk berbuat demikian.
Peribadi dan kepimpinan Muhammad Al Fatih menunjukkan beliau mempunyai ciri berikut;
a. Asuhan dan disiplin Islam yang kuatb. Mempunyai matlamat hidup yang ingin dijayakanc. Kehendak yang kuatd. Sabar dan ketahanan ruhani yang kuate. Pengetahuan dan kemahiran yang diperlukan untuk misinya, atau mendapatkan bantuan pakar dalam bidang masing-masing bagi tujuan melengkapkan skil berkenaanf. Ibadah dan pergantungan yang kuat dengan Pencipta
Sebelum isu ini dikupas lebih lanjut, kita tinjau dulu bentuk pertahanan Kota Konstantinapole itu sendiri yang sangat menakjubkan;
Kota ini berbentuk tiga segi. Dua bahagian kota menghadap laut iaitu Selat Bosporus dan Laut Marmara. Bahagian daratan dilingkungi oleh sebuah benteng yang sangat kukuh;
a. Bahagian luar kota dilingkungi oleh sebuah parit besar. Dalamnya 10 meter dan lebarnya 60 meterb. Ada dua tembok iaitu tembok luar dan tembok dalam. Tembok luar sahaja setinggi 25 kaki dan setebal 10 meterc. Tembok dalam pula setinggi 40 kaki tinggi dan 15 meter tebald. Terdapat menara kawalan sepanjang tembok dalam dengan ketinggian 60 meter!e. Terdapat 400 batalion tentera terlatih mengawal tembok ini sepanjang masa
Dengan kedudukan pertahanan seperti itu, hampir mustahil untuk tembok ini dicerobohi.
Di bahagian laut pula, terdapat rintangan rantai besi yang kuat diletakkan di Selat Bosporus yang digunakan untuk menghalang kapal-kapal melepasinya.
Konstantinapole telah menjadi ibu kota Empayar Bizantin untuk berkurun-kurun dan dikenali sebagai kota yang paling makmur dan terkaya di Eropah. Ia terletak di pertemuan antara Asia dan Eropah dan Laut Mediterranean dan Laut Hitam. Justeru, ia sangat strategik baik dari segi perdagangan mahupun geo politik.
Sejak Rasulullah s.a.w mengungkapkan bahawa nanti Kota penting ini akhirnya akan jatuh di tangan seorang pemerintah yang terbaik, memimpin tentera yang terbaik sepanjang zaman, telah banyak percubaan dibuat untuk menawan kota ini, namun tidak berjaya. Sahabat seperti Abu Ayub al Ansari juga telah berusaha dan mereka telah mengepung kota ini selama tujuh tahun, tetapi masih gagal.
Hanya 800 tahun selepas sabda Nabi yang Mulia itu, sabda yang menakjubkan ini menjadi kenyataan. Sultan Muhammad bin Murad yang kemudian lebih masyhur dengan gelaran Sultan Muhammad al Fatih telah memulakan pengepungan ke atas Konstantinapole pada hari Khamis, 5 April 1453 dan berjaya membuka kota ini pada 29 Mei 1453, hari tulisan ini dipostkan.
Sungguhpun pengepungan ini berlangsung selama hampir dua bulan sahaja, program penaklukan ini telah berjalan lama!
Ia bermula apabila bapa Sultan Muhammad Al Fatih, Sultan Murad memilih guru-guru yang terpilih untuk mendidik anak raja ini, yang waktu itu, se orang anak yang nakal.
Sejak berumur sembilan tahun, Sultan Muhammad telah mengalami pendidikan disiplin yang ketat. Rasa bebas dan nakal sebagai anak raja yang masih kecil mula berakhir apabila bapa baginda memberikan kebebasan kepada guru-guru beliau untuk membentuk dan mendidik Muhammad.
Rotan turut digunakan oleh gurunya untuk mendisiplinkan anak ini. Dalam satu kejadian, Muhammad telah sengaja dirotan dengan teruknya tanpa sebarang kesalahan yang dilakukan oleh beliau.
Tujuan guru beliau berbuat demikian ialah untuk membentuk perasaan belas kasihan dan sikap adil dan saksama dalam jiwa bakal Sultan ini. Supaya nanti baginda dapat mengambil keputusan berpaksikan keadilan dan memahami perasaan orang-orang yang tidak diperlakukan dengan adil!
Sultan Muhammad dibimbing untuk menghafal al-Qur'an. Dilatih untuk sembahyang malam. Dibentuk menjadi wara' dan zuhud. Diasuh mencintai ilmu dan ulama'. Mempunyai budi pekerti yang baik dan perasaan yang halus. Keunggulan pendidikan keruhanian Sultan Muhammad ternyata apabila baginda akan dilantik menggantikan bapanya secara rasmi sebagai pemerintah Kesultanan Uthmaniah, beliau menangis teresak-esak.
Gurunya lah yang telah mengarahkan beliau menerima tanggungjawab itu atas hujah bahawa seorang berkaliber seperti beliau wajib memikul amanah ummah dan itu jihad dan ibadah yang lebih besar.
Pendidikan Sultan Muhammad di istana baginda hampir komprehensif. Sebagai bakal raja dalam persekitaran Eropah dan pusat perdagangan dan diplomatik, baginda dapat berbahasa lebih dari lima bahasa.
Sudah tentu baginda fasih dalam bahasa Arab.
Baginda juga diajar matapelajaran sejarah, geografi dan astronomi. Pakar ketenteraan juga diundang untuk memberikan pendedahan ketenteraan kepada beliau.
Lama sebelum program pembebasan Konstantinapole dimulakan, Muhammad al-Fateh telah berbincang dengan pakar sejarah dan ketenteraan mengenai sebab-sebab kegagalan ekpedisi penawanan Konstantinapole sebelum ini.
Apa rahsia kekuatan pertahanan kota itu dianalisis. Bagaimanakah caranya untuk mengatasi halangan-halangan itu juga dibincangkan.
Dari perbincangan itu, antara lain mereka mengenal pasti hal berikut;
a. Dinding tembok itu terlalu tebal dan pada waktu itu belum ada teknologi yang boleh meruntuhkannya. Sultan Muhammad telah mengarahkan dicari satu teknologi yang boleh meruntuhkan tembok itu.
Tentera baginda akhirnya berjaya mencipta meriam yang paling canggih dengan bantuan seorang pakar senjata bangsa Hungary yang telah diculik dari kurungan dalam penjara Konstantinapole dengan mengorek lubang bawah tanah yang dalam dan panjang!.
Berat setiap meriam ciptaan baru ini ialah 700 pauns! Ia perlu ditarik oleh 100 ekor kuda dan seratus orang tentera. Bila diletupkan, bunyinya boleh didengar sejauh 13 batu! Setiap tembakannya akan menyebabkan tembok yang kuat berlubang seluas enam kaki. Nah! Benteng besar itu sekarang telah menemui ruasnya.
b. Rantai besi yang kuat yang dirintangi menghalang laluan kapal. Ia menghalang bantuan dan pergerakan melalui laut.
Sultan Muhammad telah mencipta satu plan luar biasa mengatasi halangan ini. Ia adalah antara rekod sejarah yang menakjubkan dari segi kreativiti dan kekuatan keinginan seorang pemimpin. Baginda mengarahkan pembinaan kapal di daratan. Dibuat pada sebelah malam supaya tidak disedari oleh musuh.
Mesti disiapkan dalam masa yang singkat. Kapal ini diluncurkan dari daratan sejauh 5km ke lautan dengan meletakkannya tergelunsur di atas batang-batang kayu yang telah diatur dan telah diminyakkan untuk melicinkan perjalanan kapal-kapal itu.
Pada masa yang telah ditetapkan, kapal-kapal ini dilancarkan dari daratan dan muncul di depan Kota Konstantinapole sebelah lautan dengan melepasi rantai besi yang telah terpasang! Ia memeranjatkan tentera musuh. 400 kapal musuh terbakar dan serangan dari lautan berjalan serentak dengan pengepungan sebelah daratan.
c. Lazimnya bila tentera sampai di pantai menghadap Kota ini, mereka terdedah kepada serangan musuh kerana kawasan yang terbuka dan jika sekiranya satu benteng pertahanan mengelakkan serangan hendak dibina, ia memakan masa selama setahun.
Sultan Muhammad telah mengarahkan benteng pertahanan menghadap tembok kota Konstantinapole itu dibina dalam masa tiga bulan dengan menggunakan segala teknik pembinaan semasa yang canggih.
Benteng Rumeli Hissari dibina di tebing sebelah Eropah, lebih kurang 5 batu dari Kota Konstantinople di mana Selat Bosphorus adalah yang paling sempit. Ia dibina bertentangan dengan Benteng Anadolu Hisar di tebing sebelah Asia yang telah dibina oleh Sultan Bayazid Yildirim dahulu.
Ia memang berjaya disiapkan seperti direncanakan.
Dari mana kekuatan keinginan seorang pemimpin ini diperolehi oleh Sultan Muhammad?
Gurunya bukan sekadar menyuntikkan kekuatan ruhani kepada bakal Sultan in, tetapi juga telah menyuntik sikap terbuka terhadap teknik dan teknologi baru yang diperlukan untuk misi mereka. Mereka juga menyuntik sikap berminda strategik dan kreatif.
Sultan Muhammad dapat menganalisis dengan tepat permasaalahan dan mencari jalan penyelesaian terhadap setiap permasalahan itu secara praktikal sebelum melancarkan misinya.
Tetapi yang paling penting, sejak kecil lagi guru-guru baginda telah membentuk minda baginda untuk merasakan dirinya lah yang disebutkan oleh Rasulullah s.a.w sebagai raja terbaik yang memimpin tentera terbaik yang akan dapat membebaskan Konstantinbapole.
Sasaran, visi dan misi yang jelas, yang disuntikkan ke dalam minda baginda ternyata berkesan. Dari kecil, Sultan Muhammad mengimpikan bagindalah pembebas itu!
Baginda bergerak selari dengan impian ini. Akhirnya, ia adalah sebuah kenyataan.
Dari sudut kepimpinan, bapa baginda seorang yang berpandangan jauh. Sejak umur 14 tahun, Muhammad telah diminta menguruskan empayar dengan alasan, bapanya ingin menumpukan kepada ibadah.
Namun, dalam dua keadaan kritikal, bapa baginda pulang semula untuk memimpin Kerajaan Uthmaniah. Selepas ancaman kritikal itu diatasi, Muhammad diberikan peluang untuk menguruskan semula empayar yang sedang berkembang itu.
Melalui pendedahan berbentuk bimbingan ini, Muhammad terlatih menjadi pemimpin yang berkualiti.
Ditambah, sepanjang hayat baginda, guru-guru baginda yang menjadi rujukan keruhanian dan kebijaksanaan, sentiasa bersama baginda. Hatta, ketika pengepungan kota itu berlangsung, gurunya mengimamkan solat hajat semua tentera Sultan Muhammad.
Melihat 150,000 tentera Islam berbaris rapi untuk bersolat di luar kota itu, cukup untuk menakutkan musuh yang sedang berkawal dalam kota!
Pada hari pembukaan Kota Kontantinapole yang bersejarah itu, Sultan Muhammad bersujud syukur.
Sepanjang kempen, baginda tidak putus-putus mengarahkan tenteranya bertakbir dan melaungkan slogan-slogan bersemangat, termasuk motivasi berasaskan hadis Nabi bahawa Konstantinapole akan dibebaskan oleh tentera yang terbaik dan merekalah tentera terbaik yang dijanjikan oleh Nabi itu.
Pada kali pertama solat Jumaat hendak didirikan di dalam Kota Konstantinapole yang baru sahaja dibebaskan, timbul pertanyaan siapa yang layak menjadi imam solat Jumaat yang pertama itu.
Baginda memerintahkan kesemua tenteranya termasuk dirinya berdiri dan diikuti pertanyaan: "Siapa di antara kita sejak baligh hingga sekarang pernah meninggalkan solat fardhu walau sekali sila duduk!".
Tiada seorang pun yang duduk, kerana tidak seorang pun di antara mereka pernah meninggalkan solat fardhu.
Pertanyaan seterusnya, "Siapa di antara kita yang sejak baligh hingga kini pernah meninggalkan solat sunat rawatib sila duduk!".
Sebahagian daripada tenteranya duduk. Kemudian Baginda bertitah, "Siapa di antara kamu sejak baligh hingga ke saat ini pernah meninggalkan solat tahajjud walaupun satu malam, sila duduk!".
Kali ini semuanya duduk, kecuali baginda sendiri sahaja yang tetap berdiri! Subhaanallah!
Baginda tidak pernah meninggalkan solat fardhu, Solat Sunat Rawatib dan Solat Tahajud sejak baligh. Tepatlah janji Rasulullah s.a.w dan kota ini kemudian bertukar nama kepada Istanbul.
Sekarang, marilah kita mengenali secara ringkas guru-guru yang berjasa besar membentuk Sultan Muhammad.
Pertama, Ahmad 'ibn Ismail Al-Kori:
Guru istimewa ini menunjukkan role model kepada Sultan Muhammad. Seorang yang wara', tidak menyembah Sultan sama seperti orang lain memberikan tunduk hormat, memanggil nama Sultan dan kerabat mereka dengan nama mereka masing-masing tanpa sebarang panggilan gelaran, Bersalaman dengan mereka tanpa mencium tangan mereka. Sepanjang Ramadhan, Sultan Muhammad menghadhiri kelas mentafsir ayat-ayat Al Qur'an yang diadakan di istana baginda selepas solat zuhur, dengan guru-guru yang bersilih ganti.
Ahmad ibn Ismail lah yang mengajarkan Al Qur'an, hukum-hukum agama dan kepatuhan padanya. Ia juga membentuk rasa takwa dalam jiwa Sultan Muhammad dengan berbagai cara, termasuk nasihat-nasihat yang berkaitan dengan tugas pemerintah.
Kedua ialah Sheikh Muhammad bin Hamzah al-Rrouhy, lebih dikenali sebagai Ba'q Shamsuddin. Beliau meninggalkan kesan yang sangat mendalam terhadap keperibadian Sultan Muhammad.
Beliau telah menginspirasikan Sultan MUhammad meningkatn aktiviti dakwah dan keislaman di bawah Empayar Othmaniah sebagai satu cara memperkuatkan empayar tersebut.
Beliaulah yang paling giat meyakinkan Sultan Muhammad bahawa beliau adalah raja terpilih seperti yang dimaksudkan oleh Rasulullah s.a.w dalam sabdanya itu.
Selain mengajarkan teras-teras ilmu Islam, Shamsuddin juga bertanggungjawab mengajar sains, matematik, sejarah, strategi perang, astronomi dan lain-lain.
Beliaulah yang telah merotan Muhammad di masa kecil tanpa sebab. Beliaulah yang mententeramkan Sultan Muhammad yang menangis kerana enggan menjadi raja. Beliaulah yang telah ditanya oleh Sultan Muhammad samada beliau boleh bersara selepas lama memerintah kerana ingin menumpukan kepada ibadah tetapi dijawab, ibadah sebagai Sultan yang adil adalah lebih berharga lagi.
Shamsuddin meletakkan insipirasi dalam dada Sultan, memberikan baginda tujuan dan misi pemerentahan yang jelas dan bersama baginda sehingga cita-cita itu tercapai.
Kerana itu lah, beliau dikenali sebagai Penakluk Ruhani Konstantinapole. Guru yang merancang lahirnya seorang pemimpin dan terukirnya sebuah sejarah. Insan pada sisi lain Sultan Muhammad al-Fatih. - mr_

Tuesday, May 26, 2009

Kisah Zulaikha dan Nabi Yusof

Zulaiha
Berat sungguh malam yang panas itu dirasakan oleh Ra’il, wanita cantik yang biasa dipanggil dengan nama Zulaiha. Ia senantiasa mempercantik paras, menghias diri, dan memakai wangi-wangian. Kemudian berdiri, pagi dan petang, di beranda istananya di atas Sungai Nil, dalam kegelisahan yang tak jelas penyebabnya. Angin sepoi bertiup tenang dan halus, seakan enggan mengusik ranting-ranting pohon bunga yang mengelilingi beranda istana itu, Zulaiha memandangi sungai dan airnya yang tenang, dan sesekali wajahnya menoleh ke atas, melihat bintang-bintang yang bertaburan di langit nan tinggi, mengelilingi bulan yang sebahagian sinarnya terhalang oleh awan. Sesaat kemudian, seorang pelayan menghampiri dengan segelas sari buah dingin untuknya, tetapi sang puteri menolak dan malah memerintahkan pelayan itu untuk kembali. Nafasnya semakin menyesakkan, serasa hampir-hampir mencekik lehernya. Dia sendiri tidak tahu apa yang digelisahkannya. Kecantikan? Bukan! Dia wanita tercantik di seluruh Mesir. Anak? Mungkin itu benar, sebab sampai saat ini ia belum dikurniai seorang anak pun. Sebenarnya ia dapat saja mengambil anak angkat yang disukainya, sebab ia orang terkaya di negeri itu. Tapi naluri keibuannya ternyata menentang niatnya. Dia ingin mengandung dan melahirkan puteranya sendiri, sebagaimana wanita-wanita lain. Tapi suratan takdir menghendaki lain, suaminya tidak kuasa mengubah impiannya menjadi kenyataan.
Berkecamuklah semua fikiran itu di kepalanya. Ia terlena dalam lamunannya, sampai suara halus suaminya tiba-tiba mengejutkan hatinya. “Ra’il, isteriku yang cantik, bergembiralah!” Kata suaminya sambil menunjukkan sesuatu. Zulaiha menoleh kepada suaminya, dan betapa terkejut ketika ia lihat suaminya datang bersama seorang anak kecil.
“Siapa namamu?” tanya Zulaiha. Dengan suara yang hampir-hampir tidak terdengar, anak itu menjawab, “Yusuf”.
Al-Aziz, suami Zulaiha, kemudian mengikutinya dari belakang serta berkata, “Telah kubeli ia dari kafilah yang didapati disebuah telaga di padang pasir. Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh jadi ia bermanfaat bagi kita, atau kita pungut ia sebagai anak”.
Isteri al-Aziz tidak mengetahui takdir apa yang bakal terjadi antara dia dan anak itu di hari-hari yang akan datang. Yang jelas ia merasa senang atas kedatangan anak itu, dan hilanglah kesedihan yang selama ini menghimpit dadanya. Hari-hari berlalu. Yusuf semakin besar dan menjadi dewasa. Wajahnya tampak semakin tampan. Isteri Aziz tidak mengerti kebahagiaan apa yang meresap di hatinya setiap kali ia memandang Yusuf, dan kesedihan yang menghantuinya ketika Yusuf hilang dari pandangannya. Setiap kali malam tiba, dan Yusuf pergi ke kamar tidurnya, Zulaiha merasa ada sesuatu yang mengusik lubuk jiwanya, sehingga kadang kala ia bangun meninggalkan suaminya yang sedang tidur, kemudian pergi ke pintu kamar Yusuf. Zulaiha berdiri di pintu kamar Yusuf beberapa saat. Dalam hatinya timbul keraguan: apakah sebaiknya ia masuk menemui Yusuf seperti yang diinginkannya, ataukah ia kembali ke tempatnya sendiri di samping suaminya. Fikiran seperti itu selalu mengganggu hatinya semalaman, sampai cahaya matahari pagi terlihat masuk melalui jendela-jendela kamarnya. Jika sudah demikian, ia kembali ke kamar suaminya.
Setiap kali pandangannya bertemu dengan pandangan Yusuf, ia merasakan keinginan yang kuat untuk selalu berada dekat pemuda itu, dan tak ingin rasanya berpisah untuk selama-lamanya. Namun, hati kecilnya berkata bahawa Yusuf tidak memendam perasaan yang sama seperti perasaannya. Pertanyaan yang selalu mengusik kalbunya adalah: Apakah Yusuf mencintainya sebagaimana ia mencintai Yusuf? Apakah Yusuf memendam perasaan seperti yang dipendamnya? Meskipun hati kecilnya berkata bahawa Yusuf tidak menampakkan sikap seperti itu, ia tidak mahu mendengar jawapan itu. Pada suatu petang, isteri Aziz merasa tidak kuasa lagi hanya berdiri di ambang cinta yang disimpannya kepada Yusuf. Ia kemudian berdiri dimuka cermin, mengagumi kecantikan parasnya, seraya berkata kepada dirinya sendiri, “Adakah, di seluruh Mesir ini, wanita yang kecantikannya melebihi kecantikanku, sehingga Yusuf menghindar dariku? Tidak boleh tidak, wahai, Yusuf, hari ini aku akan menjumpaimu dengan segala macam bujukan dan rayuan, sampai engkau tunduk kepadaku”. Kemudian ia membuka lemari, dan matanya mengamati setumpuk pakaian di dalamnya. Dipilihnya salah satu gaunnya yang paling indah, berwarna merah dengan model yang membangkitkan ghairah laki-laki. Manakala gaun itu dikenakan, maka sebahagian auratnya yang seharusnya tersembunyi akan tampak. Itulah yang justeru dikehendakinya. Kemudian ia memakai wangi wangian di sekujur tubuhnya, yang menyebabkan seorang lelaki akan berghairah kerana baunya. Setelah itu, ia atur rambutnya seindah-indahnya di malam yang sunyi itu. Setelah menyelesaikan dan menyempurnakan dandanannya, Zulaiha mengamati sekelilingnya, hingga ia benar-benar yakin bahawa tidak ada seorang pun pelayannya yang masih menunggunya di situ; semuanya sudah lelap di kamarnya masing-masing di kegelapan malam itu. Ia pun tahu bahawa suaminya sedang memenuhi panggilan seorang hakim Mesir dan sibuk dengan urusan-urusannya, sehingga tidak mungkin ia akan kembali sebelum fajar pagi tiba. Setelah segalanya beres, pergilah ia menuju kamar Yusuf. Didapatinya pintu kamar itu tertutup dan lampunya sudah dimatikan. Dengan perlahan ia mengetuk; satu kali, dua kali ... dan tiga kali. Tak lama kemudian, Yusuf pun bangun menyalakan lampu dan membukakan pintu. Alangkah terkejutnya Yusuf ketika ia melihat isteri al-Aziz sudah berada di hadapannya. Tapi ia tidak berkata apa-apa kecuali hanya diam menunduk. Tiba-tiba Zulaiha masuk ke dalam, mendekatinya dengan ramah, dan memegang tangannya sambil menutup pintu kamar. Zulaiha merasakan kegelisahan, ketakutan, dan tak boleh menjawab pandangan kedua mata Yusuf. Ia lalu berpaling ke arah Yusuf, sedangkan Yusuf selalu berusaha menjauh darinya. Isteri al-Aziz kemudian berkata, “Apakah maksud semua ini, hai, Yusuf? Janganlah engkau menjauh dariku, sehingga aku binasa kerana rindu kepadamu”. Yusuf diam tanpa jawapan. Isteri al-Aziz mendekatinya lagi seraya berkata, “Aduhai, Yusuf, betapa indahnya rambutmu!” Yusuf menjawab, “Inilah sesuatu yang pertama kali akan berhamburan dari tubuhku setelah aku mati”. “Aduhai, Yusuf, betapa indahnya kedua matamu!” Bujuk isteri al-Aziz lagi. “Keduanya ini adalah benda yang pertama kali akan lepas dari kepalaku dan akan mengalir di muka bumi!” Isteri al-Aziz berkata lagi, “Betapa tampannya wajahmu, hai, Yusuf”. “Tanah kelak akan melumatnya,” Jawab Yusuf. Kemudian Zulaiha berkata kepadanya, “Telah terbuka tubuhku kerana ketampanan wajahmu”. “Syaitan menolongmu untuk berbuat hal itu!” Kata Yusuf. “Yusuf! Bagaimanapun aku harus mendapatkan apa yang selama ini kudambakan, dan kini aku datang kerananya”. Kata Zulaiha. Yusuf menjawab: “Ke manakah aku akan lari dari murka Allah jika aku menderhakaiNya?” Sedarlah isteri al-Aziz bahawa Yusuf benar-benar tidak mahu memenuhi apa yang ia inginkan. Maka, ia pun lebih mendekat lagi, dan meletakkan badan Yusuf di atas dadanya. Ia berharap Yusuf akan tertarik kepadanya dan mahu memenuhi keinginannya. Akan tetapi, di luar dugaannya, Yusuf malah menghindar darinya dan segera berlari hendak keluar dari kamar itu. Isteri al-Aziz tak habis berfikir mengapa Yusuf sedemikian keras mempertahankan kesuciannya di hadapan wanita cantik yang telah siap melayaninya, bahkan lari menjauh darinya. Ia lalu mengejar Yusuf dari belakang untuk memaksanya. Ketika sudah sangat dekat, dipegangnyalah bahagian belakang baju Yusuf dan ditariknya kuat-kuat. Dengan penuh kemarahan, ia melarang Yusuf keluar dari kamar. Akhirnya, koyaklah bahagian belakang baju Yusuf. Pada saat yang sama, tiba-tiba al-Aziz sudah berada di hadapan mereka berdua, bersama saudara sepupu Zulaiha. Dengan serta merta isteri al-Aziz berkata: “Apakah hukuman bagi orang yang akan berbuat serong kepada isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan seksaan yang pedih?” Dengan perkataan itu, Zulaiha bermaksud menyatakan bahawa Yusuf telah berbuat yang melampaui batas atas dirinya. Al-Aziz sangat marah atas terjadinya peristiwa memalukan itu. Kerana tidak menduga hal itu dilakukan oleh Yusuf, seorang anak terlantar yang telah dibelinya, dipeliharanya, dan dikasihinya seperti kasih sayang seorang ayah kepada puteranya sendiri. Tidak mungkin hal itu boleh terjadi? Yusuf sedar bahawa isteri al-Aziz telah berkata dusta tentang dirinya dan menuduhnya dengan tuduhan palsu. Maka, segeralah Zulaiha berkata kepada al-Aziz: “Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)”. Allah ternyata menghendaki bebasnya Yusuf dari tuduhan wanita itu. Seorang bayi yang masih menyusu, anak salah seorang keluarga Zulaiha yang ketika itu datang ke istana, tiba-tiba berkata, “Jika bajunya koyak di bahagian muka, maka wanita itulah yang benar dan Yusuf termasuk orang-orang dusta. Dan jika bajunya koyak di bahagian belakang, maka wanita itulah yang dusta dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar”. Mendengar itu, segeralah al-Aziz menghampiri Yusuf untuk melihat bajunya. Demi didapatinya baju Yusuf koyak di bahagian belakang (kerana tarikan isterinya), mengertilah al-Aziz akan pengkhianatan isterinya dan bersihnya Yusuf dari tuduhan itu. Kemudian ia berkata: “Sungguh, inilah tipu muslihatmu. Sungguh dahsyat tipu muslihatmu!” Kemudian ia memandang Yusuf seraya berkata: “Hai, Yusuf, berpalinglah dari ini!” Maksud perkataan itu adalah agar Yusuf tidak memberitakan aib yang terjadi atas diri isterinya itu, sehingga tidak terdengar oleh orang ramai. Sedangkan kepada isterinya ia berkata: “Dan (kamu, hai isteriku) mohon ampunlah atas dosamu itu, kerana sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang berbuat salah”. “Celakalah kamu, Yusuf!” Kata isteri al-Aziz dengan kemarahan yang memuncak, kerana Yusuf menolak kecantikan dan kebesarannya. “Tidak! aku tak akan membiarkanmu, Yusuf. Bagaimana pun akan kucari jalan lain yang dapat mempedayakanmu, hingga kamu memenuhi apa yang kukehendaki...” Hari-hari pun berlalu, dan al-Aziz yang kalah dalam urusan itu berusaha memohon kerelaan isterinya menghadapi kenyataan itu, sementara sang isteri menyanggahnya dengan dalih bahawa suaminya telah menjatuhkan martabat dan kemuliaannya. Zulaiha tahu benar bahawa setiap kali ia menampakkan kebenciannya kepada suaminya, sang suami benar-benar berusaha mendekati dan membujuknya kerana ia sangat mencintainya dan merasa lemah di hadapan kecantikan wajahnya dan ketinggian peribadinya, yang sebenarnya bersifat mulia. Yusuf sendiri akhirnya berdiam sepanjang hari di dalam kamarnya, kerana peristiwa aib itu terjadi di situ. Ia tidak keluar dari kamarnya kecuali ada suatu pekerjaan penting yang ditugaskan oleh tuannya, al-Aziz. Hari-hari yang berat dan keras selalu menghantui isteri al-Aziz. Ia menanti datang suatu peluang untuk kembali melakukan tipu dayanya atas diri Yusuf, sebab apa yang baru terjadi itu justeru menambah rasa cinta dan keinginan untuk berhubungan dengan Yusuf, meskipun secara terang-terang ia telah berdusta atas diri Yusuf untuk menghilangkan keraguan suaminya terhadapnya. Hari demi hari dirasakan oleh isteri al-Aziz dengan berat dan terasa lambat berjalan. Di kota, beberapa peristiwa yang tak terduga telah terjadi. Wanita-wanita di Mesir, ketika itu, tidak berkeinginan bicara lain kecuali tentang peristiwa aib antara isteri al-Aziz dan Yusuf. Yang sungguh menghairankan, bagaimana peristiwa itu dapat tersebar di seluruh kota, padahal semua pihak di istana al-Aziz berusaha merahsiakannya. Dugaan sementara dialamatkan kepada pelayan laki-laki istana dan sebahagian pelayan wanita yang masih ada hubungan keluarga dengannya. Besar kemungkinan, merekalah yang membocorkan rahsia itu. Langit ibu kota Mesir penuh dengan gema kisah sekitar kejadian itu. Dalam setiap kelompok wanita, tidak ada masalah lain yang dibicarakan kecuali tentang isteri al-Aziz dan Yusuf, semuanya dicurahkan tanpa segan silu. Akhirnya, sampailah berita yang menyakitkan itu ke telinga isteri al-Aziz. Dan tentu saja hal itu menimbulkan kemarahannya yang luar biasa. Akan tetapi, apa hendak dikata, ia tidak dapat berbuat apa-apa kecuali menerima kenyataan itu dengan hati yang semakin pedih. “Betapa perjalanan hidupku menjadi sepotong roti dalam mulut wanita-wanita kota yang dipenuhi cemuhan dan ejekan.” Keluhnya dalam hati, “padahal, di hari-hari kemarin, tak seorangpun dari mereka berani menyebut namaku kecuali dengan segala penghormatan dan kemuliaan”. Kemudian ketenangan mulai meresap di hati isteri al-Aziz, setelah jiwanya tergoncang kerana kemarahan. Mulailah ia berbicara kepada dirinya sendiri:“ Aku wanita, dan mereka pun wanita. Harus mereka terima hinaan sebagaimana hinaan yang mereka tujukan kepadaku. Jika mereka memperolok-olokku dengan lidahnya, maka sesungguhnya olok-olokku nanti lebih keras atas diri mereka...” Maka, keluarlah dia dari kamarnya menuju beranda istananya yang menghadap Sungai Nil. Di tepian sungai itu, ia mulai berfikir, sementara angin lembut menerpa pepohonan bunga yang mengelilingi istana, membuat harum udara di sekitarnya. Isteri al-Aziz mulai merenung; fikirannya berputar ke sana kemari, mengikuti alunan ombak sungai yang tenang. Tak lama kemudian, wajahnya tampak sedikit berseri, kemudian mulutnya tersenyum. Telah ditemukan satu cara untuk membereskan masalah itu. Ya, mengapa ia tidak menghentikan cemuhan wanita-wanita itu tentang dirinya dan Yusuf dalam suatu pertemuan terbuka? Mengapa ia tidak memanggil wanita-wanita itu untuk duduk bercakap-cakap seperti biasa ia lakukan sebelum ini, lalu ia perintahkan Yusuf keluar (menampakkan diri di hadapan mereka)? Nanti mereka akan sedar dan mengerti mengapa isteri al-Aziz jatuh hati kepada anak angkatnya. Kemudian dipanggilnya semua wanita itu ke istana untuk bersukaria. Kepada mereka dipersembahkan berbagai macam buah-buahan, dan masing-masing diberi sebilah pisau sebagai alat pemotongnya. Akan dilihat oleh isteri Al-Aziz apa yang nanti bakal terjadi ketika Yusuf muncul secara tiba-tiba di tengah-tengah mereka. Hairanlah kebanyakan wanita bangsawan terhadap panggilan isteri al-Aziz itu. Mereka menyaksikan suasana yang lain dari biasanya. Ruangan istana, ketika itu, dihiasi dengan penuh kemegahan. Wanita-wanita yang hadir duduk di kerusi yang indah. Di hadapan mereka masing-masing terdapat sepinggan buah segar dan sebilah pisau pemotongnya. Semua pandangan hadirin ditujukan kepada barang-barang yang ada dalam ruangan istana itu. Semuanya diam membisu, tak ada yang berani berbicara dengan jelas tentang apa yang tersimpan di dada dan mulailah isteri Aziz membuka acara. Pembicaraan hanya berkisar tentang buah dan masalah-masalah pesta ria itu, sama sekali jauh dari masalah peristiwa dirinya dengan Yusuf. Ia berkata bahawa segala yang disediakannya kali ini dimaksudkan sebagai kejutan bagi wanita-wanita itu. Di antara wanita-wanita yang hadir dalam jamuan itu, ada salah seorang yang menyindir. Dengan cara yang cerdik, ia berkisah kepada hadirin tentang seorang pemudi yang jatuh cinta, dan mati dalam kesedihan kerana laki-laki yang meminangnya tewas di medan perang melawan musuh-musuh negerinya. Tetapi isteri al-Aziz, dengan lebih cerdik, mengalihkan pembicaraan ke masalah-masalah lain. Kemudian ia berkata kepada Yusuf, “Keluarlah (tampakkanlah dirimu) kepada mereka.” Maka, keluarlah Yusuf dari tempatnya menuju jamuan wanita-wanita itu. Betapa terkejutnya wanita-wanita itu demi melihat ketampanan Yusuf. Mereka sama tercengang dan kehairanan. Dan tanpa disedari, mereka memotong jari-jari mereka sendiri dengan pisau. Mereka mengira sedang memotong buah, padahal tidak dirasakan darah mengalir dari tangan mereka. Lama-kelamaan mereka baru ingat dan menyedari apa yang telah mereka lakukan, kemudian berkata, “Maha Besar Allah. Ini bukanlah manusia. Ia tiada lain dari malaikat yang mulia”. Ketika itu wajah isteri al-Aziz menahan sedih dan duka. Berubahlah wajah nan cantik itu menjadi marah. Ia berkata seraya menunjuk kepada Yusuf: “Itulah orang yang menyebabkan aku di cela kerana (tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya aku telah menginginkan dirinya, tetapi ia menolak. Dan (sekarang) jika dia tidak mentaati apa yang kuperintahkan, nescaya ia akan dipenjarakan dan dia akan menjadi orang yang hina”. Yusuf mendengar apa yang dikatakan oleh isteri Aziz dengan sikap yang tenang dan tabah, di hadapan wanita-wanita kota. Ia pun mendengar keinginan setiap wanita yang hadir, sebagaimana keinginan isteri al-Aziz terhadapnya. Sambil berlindung kepada Allah, Yusuf berkata, “Tuhanku! Penjara lebih kusukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Allah hindarkan aku dari tipu daya mereka, tentulah aku tertarik kepada mereka. Dan tentulah aku termasuk orang yang jahil”. Allah meneguhkan hamba-hamba-Nya yang mukmin serta berlindung dan berpegang dengan kebenaran yang diperintahkan oleh-Nya ...” Maka, Tuhan memperkenankan doa Yusuf, dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar, Yang Maha Mengetahui”. Pulanglah wanita-wanita kota itu dengan tangan mereka berlumuran darah. Mereka semua akhirnya sedar bahawa Zulaiha, isteri al-Aziz, terhalang cintanya kepada Yusuf. Yusuf, kemudian meninggalkan ruangan itu dan pergi ke kamarnya. Isteri al-Aziz tampak duduk sambil berfikir. Ia memang menghendaki kehinaan atas wanita-wanita yang menghina dirinya dengan Yusuf, dan hal itu telah selesai ia lakukan. Menanglah ia dengan suatu kemenangan yang dapat menyembuhkan sakit hatinya. Akan tetapi, setelah ia lebih dalam berfikir, ia sedari bahawa perasaan yang ditanggungnya selama ini adalah suatu sebab yang berat baginya. Ia berbicara dengan dirinya sendiri: “Yusuf telah menghindar dariku dua kali; sekali dikamarnya dan sekali di hadapan wanita-wanita kota. Sesungguhnya wanita-wanita kota itu pun mencintai Yusuf sebagaimana aku, tetapi semuanya tidak memperoleh sesuatu darinya. Ancamanku kepadanya tidak ditakutinya. Celakalah kamu meskipun aku mencintaimu.” Pergilah isteri al-Aziz menemui suaminya. Al-Aziz kemudian bertanya tentang jamuan yang diadakannya. Isterinya menjelaskan bahawa jamuan itu hanya menambah keburukan baginya. “Bagaimana hal itu boleh terjadi?” Tanya Al-Aziz. “Jika Yusuf tidak disembunyikan dari seisi istana dan kota, dia akan selalu berbicara tentang apa yang memburukkanku...” Jawabnya. Maka, mendekatlah al-Aziz kepada isterinya seraya berkata. “Bagaimana engkau boleh rela dengan apa yang memburukkanmu?” Gementarlah badan wanita itu, dan kemudian berkata: “Kalau begitu, masukkanlah Yusuf ke dalam penjara, sehingga semua orang akan melupakannya”. Al-Aziz menyetujui usul isterinya itu. Tak lama kemudian, beberapa pengawal istana membawa Yusuf ke penjara. Tatkala Yusuf keluar dari pintu istana, isteri al-Aziz berdiri di belakang jendela kamarya sambil memandanginya. Ia merasa seolah-olah sebahagian dari hatinya tercabut, meskipun dialah yang mendesak suaminya agar memasukkan Yusuf ke dalam penjara. Saban hari berlalu, dan kesedihan selalu mewarnai wajah isteri al-Aziz, sementara suaminya hanya boleh melihat hal itu dengan sikap diam dan tidak kuasa berbuat sesuatu. Wanita itu bertanya kepada dirinya sendiri: “Salahkah aku tatkala menyuruh al-Aziz memasukkan Yusuf ke dalam penjara? Ya, kuharamkan diriku melihat Yusuf... “Sekali lagi ia berfikir dalam kegelisahannya: “Tetapi, apakah aku bersalah dalam urusan itu?” Ia menyanggah dirinya sendiri untuk lepas dari azab, seperti seorang dermawan yang haus, tetapi tidak sanggup menjangkau air yang dipikul di bahunya sendiri. Hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun berjalan tanpa sunyi dari cerita isteri al-Aziz dengan Yusuf. Pada suatu hari, datanglah utusan raja, memerintahkannya untuk datang keistana. Isteri al-Aziz sangat hairan, sebab hal itu belum terjadi sebelumnya. Ia bertanya kepada suaminya apa kira-kira yang menyebabkan sang raja memanggilnya ke istana. Al-Aziz menjawab, “Mungkin ada urusan yang berhubungan dengan Yusuf.” Mendengar nama Yusuf disebut lagi, lenyaplah segala dugaan. Tetapi, benarkah raja hanya berkehendak untuk berbicara dengannya tentang Yusuf? Dengan penuh pertanyaan di benaknya, pergilah isteri al-Aziz menuju istana raja. Di sana didapatinya wanita-wanita yang telah memotong tangannya beberapa waktu yang lalu, semuanya menghadap Raja Mesir. Sementara itu, sang raja memandangi wajah para wanita itu satu persatu, kemudian mengajukan pertanyaan singkat kepada wanita-wanita itu: “Bagaimana keadaanmu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadamu)?” Mereka menjawab serentak: “Kami tiada mendapati suatu keburukan padanya (Yusuf)”. Tiba-tiba, tanpa diminta oleh Raja, isteri al-Aziz berbicara. Ia merasa telah tiba saatnya untuk berbicara terus terang perihal itu, agar hilang semua beban dosa kerana tindakan aniayanya terhadap Yusuf. Di hadapan Raja, wanita-wanita kota, dan seluruh yang hadir di situ, ia menerangkan: “Sekarang jelaslah kebenaran itu. Akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar”. (Yusuf berkata), “Yang demikian itu agar dia (al-Aziz) mengetahui bahawa sesungguhnya aku tidak berkhianat kepadanya di belakangnya, dan bahawasanya Allah tidak merelai tipudaya orang-orang yang berkhianat. Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), kerana sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang”. Terjadi perbedaan pendapat tentang kehidupan perempuan itu selanjutnya. Sebahagian orang berpendapat bahawa sejak itu isteri al-Aziz hidup bersama kesedihan dan putus asa kerana ingatannya kepada Yusuf. Sebahagian yang lain berpendapat bahawa isteri al-Aziz itu akhirnya pindah ke suatu tempat yang jauh, dan tiada khabar beritanya sama sekali. Yang jelas, kehidupan wanita itu menjadi terganggu, kerana cinta kepada Yusuf. Namun ada yang mengisahkan setelah peristiwa itu Zulaiha bertaubat kepada Allah SWT. Ketika Yusuf diutus menjadi Rasul dan menjadi penguasa menggantikan Al-Aziz, Nabi Yusuf berjumpa dengan Zulaiha yang ketika itu keadaannya sudah tua. Akhirnya Allah menjadikan Zulaiha muda remaja dan berkahwin dengan Nabi Yusuf. Maka jadilah Zulaiha sebagai seorang wanita yang solehah yang sentiasa beramal kepada Allah SWT. (Kisah Zulaiha ini dapat di baca dalam Al-Quran surah Yusuf ayat 21-53)

Sunday, May 24, 2009

Kisah Siti Asiah dan Masyitoh

"Semoga muslimah sekalian bisa mengambil hikmah dan mengikuti jejak keduanya,
meninggal dalam keadaan teguh menggenggam "Tauhid." "



Alkisah di negeri Mesir, Fir'aun terakhir yang terkenal dengan keganasannya
bertahta. Setelah kematian sang isteri, Fir'aun kejam itu hidup sendiri tanpa
pendamping. Sampai cerita tentang seorang gadis jelita dari keturunan keluarga
Imran bernama Siti Asiah sampai ke telinganya.
Fir'aun lalu mengutus seorang Menteri bernama Haman untuk meminang Siti Asiah.
Orangtua Asiah bertanya kepada Siti Asiah :
"Sudikah anakda menikahi Fir'aun ?"
"Bagaimana saya sudi menikahi Fir'aun. Sedangkan dia terkenal sebagai raja yang
ingkar kepada Allah ?"
Haman kembali pada Fir'aun. Alangkah marahnya Fir'aun mendengar kabar penolakan
Siti Asiah.
"Haman, berani betul Imran menolak permintaan raja. Seret mereka kemari. Biar
aku sendiri yang menghukumnya !"
Fir'aun mengutus tentaranya untuk menangkap orangtua Siti Asiah. Setelah
disiksa begitu keji, keduanya lantas dijebloskan ke dalam penjara. Menyusul
kemudian, Siti Asiah digiring ke Istana. Fir'aun kemudian membawa Siti Asiah ke
penjara tempat kedua orangtuanya dikurung. Kemudian, dihadapan orangtuanya yang
nyaris tak berdaya, Fir'aun berkata:"He, Asiah. Jika engkau seorang anak yang
baik, tentulah engkau sayang terhadap kedua orangtuamu. Oleh karena itu, engkau
boleh memilih satu diantara dua pilihan yang kuajukan. Kalau kau menerima
lamaranku, berarti engkau akan hidup senang, dan pasti kubebaskan kedua
orangtuamu dari penjara laknat ini. Sebaliknya, jika engkau menolak lamaranku,
maka aku akan memerintahkan para algojo agar membakar hidup-hidup kedua
orangtuamu itu, tepat dihadapanmu."
Karena ancaman itu, Siti Asiah terpaksa menerima pinangan Fir'aun. Dengan
mengajukan beberapa syarat :
Fir'aun harus membebaskan orangtuanya.
Fir'aun harus membuatkan rumah untuk ayah dan ibunya, yang indah lagi lengkap
perabotannya.
Fir'aun harus menjamin kesehatan, makan, minum kedua orangtuanya.
Siti Aisyah bersedia menjadi isteri Fir'aun. Hadir dalam acara-acara tertentu,
tapi tak bersedia tidur bersama Fir'aun.
Sekiranya permintaan-permintaan tersebut tidak disetujui, Siti Asiah rela mati
dibunuh bersama ibu dan bapaknya.
Akhirnya Fir'aun menyetujui syarat-syarat yang diajukan Siti Asiah. Fir'aun
lalu memerintahkan agar rantai belenggu yang ada di kaki dan tangan orangtua
Siti Asiah dibuka. Singkat cerita, Siti Asiah tinggal dalam kemewahan Istana
bersama-sama Fir'aun. Namun ia tetap tak mau berbuat ingkar terhadap perintah
agama, dengan tetap melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.
Pada malam hari Siti Asiah selalu mengerjakan shalat dan memohon pertolongan
Allah SWT. Ia senantiasa berdoa agar kehormatannya tidak disentuh oleh orang
kafir, meskipun suaminya sendiri, Fir'aun. Untuk menjaga kehormatan Siti Asiah,
Allah SWT telah menciptakan iblis yang menyaru sebagai Siti Asiah. Dialah iblis
yang setiap malam tidur dan bergaul dengan Fir'aun.
Fir'aun mempunyai seorang pegawai yang amat dipercaya bernama Hazaqil. Hazaqil
amat taat dan beriman kepada Allah SWT. Beliau adalah suami Siti Masyitoh, yang
bekerja sebagai juru hias istana, yang juga amat taat dan beriman kepada Allah
SWT. Namun demikian, dengan suatu upaya yang hati-hati, mereka berhasil
merahasiakan ketaatan mereka terhadap Allah. Dari pengamatan Fir'aun yang kafir.
Suatu kali, terjadi perdebatan hebat antara Fir'aun dengan Hazaqil, disaat
Fir'aun menjatuhkan hukuman mati terhadap seorang ahli sihir, yang menyatakan
keimanannya atas ajaran Nabi Musa a.s. Hazaqil menentang keras hukuman
tersebut.
Mendengar penentangan Hazaqil, Fir'aun menjadi marah. Fir'aun jadi bisa
mengetahui siapa sebenarnya Hazaqil. Fir'aun lalu menjatuhkan hukuman mati
kepada Hazaqil. Hazaqil menerimanya dengan tabah, tanpa merasa gentar sebab
yakin dirinya benar.
Hazaqil menghembuskan nafas terakhir dalam keadaan tangan terikat pada pohon
kurma, dengan tubuh penuh ditembusi anak panah. Sang istri, Masyitoh, teramat
sedih atas kematian suami yang amat disayanginya itu. Ia senantiasa dirundung
kesedihan setelah itu, dan tiada lagi tempat mengadu kecuali kepada
anak-anaknya yang masih kecil.
Suatu hari, Masyitoh mengadukan nasibnya kepada Siti Asiah. Diakhir pembicaraan
mereka, Siti Asiah menceritakan keadaan dirinya yang sebenarnya, bahwa iapun
menyembunyikan ketaatannya dari Fir'aun. Barulah keduanya menyadari, bahwa
mereka sama-sama beriman kepada Allah SWT dan Nabi Musa a.s.







Pada suatu hari, ketika Masyitoh sedang menyisir rambut puteri Fir'aun, tanpa
sengaja sisirnya terjatuh ke lantai. Tak sengaja pula, saat memungutnya
Masyitoh berkata : "Dengan nama Allah binasalah Fir'aun."
Mendengarkan ucapan Masyitoh, Puteri Fir'aun merasa tersinggung lalu mengancam
akan melaporkan kepada ayahandanya. Tak sedikitpun Masyitoh merasa gentar
mendengar hardikan puteri. Sehingga akhirnya, ia dipanggil juga oleh Fir'aun.
Saat Masyitoh menghadap Fir'aun, pertanyaan pertama yang diajukan kepadanya
adalah : "Apa betul kau telah mengucapkan kata-kata penghinaan terhadapku,
sebagaimana penuturan anakku. Dan siapakah Tuhan yang engkau sembah selama ini
?"
"Betul, Baginda Raja yang lalim. Dan Tiada Tuhan selain Allah yang sesungguhnya
menguasai segala alam dan isinya."jawab Masyitoh dengan berani.
Mendengar jawaban Masyitoh, Fir'aun menjadi teramat marah, sehingga
memerintahkan pengawalnya untuk memanaskan minyak sekuali besar. Dan saat
minyak itu mendidih, pengawal kerajaan memanggil orang ramai untuk menyaksikan
hukuman yang telah dijatuhkan pada Masyitah. Sekali lagi Masyitoh dipanggil dan
dipersilahkan untuk memilih : jika ingin selamat bersama kedua anaknya,
Masyitoh harus mengingkari Allah. Masyitoh harus mengaku bahwa Fir'aun adalah
Tuhan yang patut disembah. Jika Masyitoh tetap tak mau mengakui Fir'aun sebagai
Tuhannya, Masyitoh akan dimasukkan ke dalam kuali, lengkap bersama kedua
anak-anaknya.
Masyitoh tetap pada pendiriannya untuk beriman kepada Allah SWT. Masyitoh
kemudian membawa kedua anaknya menuju ke atas kuali tersebut. Ia sempat ragu
ketika memandang anaknya yang berada dalam pelukan, tengah asyik menyusu.
Karena takdir Tuhan, anak yang masih kecil itu dapat berkata, "Jangan takut dan
sangsi, wahai Ibuku. Karena kematian kita akan mendapat ganjaran dari Allah
SWT. Dan pintu surga akan terbuka menanti kedatangan kita."
Masyitoh dan anak-anaknyapun terjun ke dalam kuali berisikan minyak mendidih
itu. Tanpa tangis, tanpa takut dan tak keluar jeritan dari mulutnya. Saat
itupun terjadi keanehan. Tiba-tiba, tercium wangi semerbak harum dari kuali
berisi minyak mendidih itu.
Siti Asiah yang menyaksikan kejadian itu, melaknat Fir'aun dengan kata-kata
yang pedas. Iapun menyatakan tak sudi lagi diperisteri oleh Fir'aun, dan lebih
memilih keadaan mati seperti Masyitoh.
Mendengar ucapan Isterinya, Fir'aun menjadi marah dan menganggap bahwa Siti
Asiah telah gila. Fir'aun kemudian telah menyiksa Siti Asiah, tak memberikan
makan dan minum, sehingga Siti Asiah meninggal dunia.
Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Siti Asiah sempat berdoa kepada Allah
SWT, sebagaimana termaktub dalam firman-Nya :
"Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman,
ketika ia berkata : "Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi_mu
dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya dan
selamatkanlah aku dari kaum yang zalim." (Q.S. At-Tahrim [66] : 11)
Demikian kisah Siti Asiah dan Masyitoh. Semoga muslimah sekalian bisa mengambil
hikmah dan mengikuti jejak keduanya, meninggal dalam keadaan teguh menggenggam
"Tauhid."

Friday, May 22, 2009

Tak hebatkah Undang-undang Allah ???

Firman Allah s.w.t dalam surah al-syura ayat 42 yang bermaksud :

"Tentang sesuatu apapun kamu berselisih,maka keputusanNya (terserah) kepada Allah (yang
yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah tuhanku,kepadaNyalah aku bertawakal
dan kepadaNya aku kembali"

Bagaimana kita lihat daripada maksud ayat suci Al-Quran di atas bahawa tiadalah yang lebih berhak dalam menentukan sesuatu keputusan melainkan Allah s.w.t yang maha bijaksana atas segala sesuatu, iaitu, walau apa perkara sekali pun yang manusia bersilisihkan antara mereka hatta sekecil-kecil perkara,WAJIB lah bagi manusia itu kembali kepada petunjuk Allah yakni ajaran yang dibawa oleh baginda Nabi s.a.w iaitu Islam.

Hal ini dikatakan cukup penting bagi setiap mereka yg mengaku sebagai hamba Allah demi melihat umat manusia ini kembali memperoleh keberkatan dalam segenap segi dari yang maha agong. Sepertimana kita lihat kehidupan para sahabat2 ketika mana mereka diperintah oleh Nabi s.a.w sendiri, dimana kehidupan mereka jelas mendapat keberkatan iaitu dari segi umur mereka yg penuh di isi dengan amal kebaikan dan yg terpenting adalah keamanan yg diperoleh mereka tiada terbanding dengan mana2 zaman hatta di zaman teknologi kini.

Apakah resepi pemerintahan Baginda s.a.w ketika itu ? Adakah Baginda menggunakan akal logik Baginda sendiri dalam memerintah ketika itu ? Sudah tentulah tidak sama sekali, kerana sirah membuktikan bahawa tiadalah lain yang menjadi panduan Nabi s.a.w selain wahyu daripada Allah s.wt. . Jadi,inilah resepinya,inilah formulanya kepada kesejahteraan hidup manusia dunia akhirat. Tidak dapat disanggah lagi akan keberkesanan "resepi" ini kerana ia bukanlah direka oleh mereka yang sekadar bergelar pemerintah,perdana menteri,presiden atau perlembagaan yg terhasil dari kelompok manusia yg besifat lemah, namun ia direka oleh pemilik segala makhluk di bumi dan langit ini, yang maha agong lagi maha bijaksana,iaitu Allah s.w.t.

Hal ini jika direnungkan kembali,memang benar dan dapat diterima logik akal seseorang manusia,iaitu tiadalah UNDANG-UNDANG atau HUKUM yg lebih hebat dari HUKUM yg direka oleh Allah s.w.t kerana Dialah yg mencipta bumi ini dan segala makhluk di atasnya,maka Dialah yg lebih mengetahui apa yang yg terbaik untuk apa yang diciptaNya. Ibaratnya dalam penciptaan robot oleh manusia.maka tiadalah yang lebih mengetahui akan kekuatan dan kelemahan robot itu melainkan manusia itu sendiri,(bukannya robot itu).Dan andaikannya,robot itu ingin beradu tenaga dengan manusia yg menciptanya,maka layakkah?mampukah robot yg terbatas akan kejadian manusia itu berdaya saing dengan manusia?? Sudah tentulah tidak layak dan tidak mampu..Begitulah jua antara manusia dengan Penciptanya.
Jadi sangat bodohlah manusia hari ini yang masih bersikap sombong dengan tuhannya,mengetepikan,mempersendakan dan memperlekehkan Tuan mereka sendiri dan golongan seperti ini akan menanti azab yg pedih dari Tuan mereka kelak.

Suka ana memberi satu contoh disini bagaimanakah dikatakan merpelekehkan Allah s.w.t , iaitu mereka yang mengetepikan hukum hudud dan mengatakan bahawa hukum hudud ini sudah tidak sesuai dijalankan atas pelbagai alasan seperti peredaran zaman , berbilang kaum dan sebagainya.Bila mana mereka mengatakan sedemikian,maka mereka telah meletakkan kelemahan kepada Allah s.w.t iaitu seolah-olah Allah s.w.t ini tidak pandai meletakkan hukum kepada hambanya..dan ini bermaksud mereka telah meletakkan kelemahan pada Allah s.w.t yg bersifat sempurna.Dari segi hukum,jika i'tiqad mereka mengaku bahawa ada hukum lain yg lebih baik dari hukum Allah s.w.t,maka mereka ini sudah SYIRIK pada Allah s.w.t.
Ingatlah bahawa segala akan diampunkan oleh Allah s.w.t melainkan SYIRIK pada Allah s.w.t.Maka,bagi mereka yg benar2 mengharapkan syurga Allah s.w.t dan mendapat keampunanNya,kembalilah pada jalan yg benar yakni jalan yg telah ditunjuk oleh Nabi s.a.w, maknanya,selamilah dan hayatilah apa yg terkandung dan tercatat dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Tidak dapat dinafikan bahawa topik sebegini sgt menarik dan perlu diselami kerana ia merupakan "part of akidah" kita. Jadi, sebagai akhirnya,ana beristighfar dan memohon maaf andai ada perkara yg "tersilap" dan sbrg nasihat dan comment amatlah diharap. Wallahuaklam

Thursday, May 21, 2009

salam perjuangan buat ansorullah sekalian :)

Secara mukaddimahnya,suka ana untuk berkongsi satu kisah yang mana ana petik dari beberapa buku yg ana telah baca dan insyaallah, sedikit sebanyak dapat mengingatkan kita kembali berkenaan apakah yang pertama dan terutama menjadi bekalan kepada ansorullah sekalian.
=)
Sedarkah kita bahawa dalam diri setiap mukmin itu terdapat satu kuasa dalaman yang cukup unik.Kuasa yg dimaksudkan disini bukanlah seperti kuasa2 seperti dapat membaca pemikiran seseorg atau ultraman yg mampu mengeluarkan "laser" sepertimana yg didedahkan kepada sejak kecil,ataupun "kuasa" artis2 masa kini yg mampu mempengaruhi ribuan remaja.Kuasa yang dimaksudkan disini merupakan kuasa yang sepatutnya didedahkan kepada kita sejak kecil lagi kerana kuasa bukan sahaja mampu mempengaruhi ribuan atau jutaan remaja,malah dunia dan isinya mampu ditakluki iaitu "TAQWA".
=D
Apakah maksud TAQWA ?
Sahabat Umar Khattab pernah bertanya maksud TAQWA kepada sahabat Ubai Bin Kaab.
Ubai Bin Kaab berkata, "Pernahkah kamu berjalan di sebatang jalan yang dipenuhi onak dan duri?" Jawab Umar, 'Ya,pernah" Ubai bertanya lagi, "Apa yang kamu lakukan ketika itu?" Umar berkata, "Aku berhati-hati dan bersungguh-sungguh." Berkata Ubai, "Itulah TAQWA."
:)
Daripada jawapan Ubai bin Kaab, TAQWA bermaksud berhati-hati dalam hidup supaya tidak melakukan perkara yang haram serta bersungguh-sungguh melaksanakan setiap amal ibadah yang dituntut.
Jadi sahabat2 sekalian,sama-sama lah kita muhasabah kembali adakah wujud TAQWA dalam diri kita?solat kita?percakapan kita?pergaulan kita?tidur kita?penampilan kita?........etc
Ketahuilah bahawa pakaian yang terbaik untuk setiap mukmin itu adalah TAQWA. wallahuaklam...