SALAM MUJAHADAH

Followers

Thursday, October 15, 2009

OH..Indahnya akhlak Nabi s.a.w


Kisah Rasulullah dengan Pengemis buta

Sebuah kisah yang harus kita kongsi bersama......benar-benar berharap ia dapat
menjadikan iktiba buat kita semua. Ameen ........

Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya
selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, "Wahai saudaraku, jangan
dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir,
apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya".




Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawakan
makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapkan makanan
yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan
pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.

Setelah wafatnya Rasulullah SAW tiada lagi orang yang membawakan
makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat
terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA
yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri Rasulullah SAW dan beliau bertanya
kepada anaknya itu, "Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku
kerjakan?".

Aisyah RA menjawab, "Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir
tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja".

"Apakah Itu?", tanya Abubakar RA.
"Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan
makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada disana ", kata Aisyah RA.

Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk
diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu
memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai
menyuapinya, si pengemis marah sambil menghardik, "Siapakah kamu ?".
Abubakar RA menjawab, "Aku orang
yang biasa."
"Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", bantah si pengemis buta
itu.

"Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah
mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi
terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut setelah itu ia berikan padaku",
pengemis itu melanjutkan perkataannya.

Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada
pengemis itu, "Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah
seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah
tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW".

Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar RA,
dan kemudian berkata, "Benarkah demikian?

Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku
sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu
mulia.... "

Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat
di hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.

Nah, wahai saudaraku, bisakah kita meneladani kemuliaan akhlaq Rasulullah
SAW?Atau adakah setidaknya niatan untuk meneladani beliau? Beliau adalah ahsanul
akhlaq, semulia-mulia akhlaq".

Friday, October 2, 2009

Mengenang Kisah Khalid Al-Miski




Khalid Al-Miski adalah seorang pemuda yang tampan, rajin beribadah, wara', ikhlas, rajin bekerja, dan amanah. Dia seorang pedagang keliling kampung yang membawa barang dagangannya di atas kepala.Salah seorang wanita cantik tertarik pada Khalid Al-Miski yang tampan. Suatu hari, wanita ini memanggil Khalid dengan maksud akan membeli barang dagangannya. Ia telah merancang tipu-dayanya, lalu Khalid diminta agar masuk ke dalam rumahnya dengan alasan ia akan membeli dagangannya. Ternyata ia segera mengunci pintu-pintu rumahnya, kemudian berkata, "Kamu akan celaka, jika tidak mau melayani aku! Sebab aku akan memper­malukanmu di depan umum sehingga mereka menuduhmu ingin memperkosaku."
Khalid berusaha mengalihkan pembicaraan, tetapi tanpa membuahkan hasil. Lalu Khalid memperingatkannya dengan janji dan ancaman Allah. Akan tetapi, setan telah menguasai wanita cantik tersebut dan membutakan mata hatinya.
Ketika Khalid yakin bahwasanya ia tidak bisa menye­lamatkan diri dari ancaman wanita tersebut, maka ia tampakkan dirinya menyetujui permintaannya dan meminta izin untuk ber­benah diri di kamar mandi. Wanita itu bahagia dan setuju. Khalid masuk ke kamar mandi dan berpikir bagaimana caranya agar dapat terhindar dari godaan ini. Kemudian, Allah memberi petunjuk, sekalipun nanti tubuhnya akan kotor. Tidak masalah, asalkan ia dapat menghindarkan diri dari maksiat yang pasti mendatangkan murka Allah. Kemudian, Khalid melumuri wajah dan tubuhnya dengan tinja, dengan demikian tercium bau tidak enak, kelihatan jelek, dan menjijikkan.
Khalid keluar dari kamar mandi, begitu wanita tersebut melihat Khalid kotor dan menjijikkan, ia menghardik dan me­nyuruhnya keluar serta mengusir dari rumahnya. Pemuda tersebut lari dan meninggalkan rumah wanita untuk menyelamatkan diri dan agamanya.Allah Ta'ala mengganti bau busuk dan menjijikkan itu dengan bau yang harum bagaikan minyak miski. Orang-orang pun dari kejauhan sudah mengetahui kedatangannya, sebelum mereka melihat Khalid, yaitu dengan mencium baunya yang harum.
Sejak saat itu orang-orang memanggilnya dengan Khalid Al-­Miski.Inilah seorang Mukmin yang sebenarnya, yang meyakini bahwa Allah senantiasa mengawasi gerak-geriknya setiap saat sehingga sekalipun di hadapannya seorang wanita yang cantik dan gemulai, namun ia merasa takut kepada Allah. Tidak takut kepada manusia atau undang-undang karena semuanya tidak dapat melihat dan mengawasinya sepanjang waktu. Hanya Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha Melihatlah yang senantiasa memantau gerakannya. Khalid takut dengan bahaya yang ditim­bulkan oleh maksiat, maka ia mencari alasan dengan melumuri kotoran pada tubuhnya, dan justru ini menunjukkan kebersihan batinnya dan ketulusan imannya.
Kemudian, Allah mengganti­nya dengan bau harum semerbak di dunia dan baginya di akhirat pahala yang besar dan berlimpah.Sekarang ini, di zaman kita hidup, berapa banyak manusia melumuri wajah dan tubuhnya dengan parfum dan wangi­-wangian. Akan tetapi, bau busuk perbuatan mereka menjadikan mereka tercemar dan terbongkar keburukannya, walaupun mereka berusaha menutupi aibnya. Disebabkan mereka hanya takut kepada manusia, bukan kepada Allah. Balasan seseorang itu sesuai dengan jenis amalnya.